REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Kawasan Ibu Kota Australia (ACT) mempertimbangkan agar warganya diperbolehkan menanam sayuran di lahan 'garis hijau', yakni setapak lahan di depan properti yang biasanya menjadi trotoar.
Di bawah aturan yang berlaku di ACT saat ini, pemilik rumah di kota Canberra bertanggung jawab untuk memelihara jalur hijau yang berada di depan propertinya. Tapi tanah tetap milik pemerintah, yang berarti rencana untuk menanam di lahan tersebut dilarang secara ketat.
Saat ini pun, memarkir mobil atau kendaraan jenis apapun di lahan tersebut termasuk hal yang ilegal.
Namun pemerintah ACT baru-baru ini mengumumkan untuk lebih meringankan aturan yang berlaku, sehingga warga Canberra bisa menanam di lahan milik pemerintah.
Danny O'Brien, anggota dari Canberra City Farm menyambut baik rencana tersebut. Menurutnya sekarang komunitas berkebun di Canberra sedang berkembang.
"Kami telah melihat banyak orang-orang baru terlibat dan banyak orang yang tidak memiliki tanah di rumahnya mulai mengincar kawasan yang diperbolehkan untuk menanam tumbuhan," kata O'Brien.
"Melihat membuka peluang kepada warga untuk menanam tumbuhan pangan di pinggir jalan properti mereka, tentunya kami sangat memuji kebijakan dan upaya mereka untuk mendukung kelompok seperti kami," tambahnya.
O'Brien mengatakan berkebun di pinggir jalan adalah "cara alami yang sehat" dalam mempelajari keterampilan yang berbeda dan tetap aktif.
Tapi dirinya paham jika masih ada beberapa kawasan yang dilarang.
"Ada banyak hal yang dilakukan agar tanaman yang tumbuh nantinya tidak menghalangi pandangan dan tetap aman bagi pejalan kaki di trotoar," katanya. "Jadi tidak dilakukan dengan berlebihan."
Pembawa acara berkebun di televisi ABC, Costa Georgiadis mengatakan rencana pemerintah ini berarti telah mengakui kerja keras dari mereka yang sudah terlibat dalam kebun komunitas di penjuru kota Canberra.
Menurutnya banyak manfaat dari menanam tumbuhan pangan di pinggir jalan, seperti mendorong warga untuk makan sehat. Termasuk membangun kembali semangat persatuan dalam komunitas.
"Ini mengajak warga untuk keluar dari rumahnya dan kembali ke komunitas di jalanan, gang-gang, dan trotoar," ujarnya.
Baca juga: Sejarah Hari Ini: Gedung Tertinggi di Dunia, Burj Khalifa Diresmikan