REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Pelatih Sunderland Sam Allardyce menyampaikan permohonan maaf kepada pelatih Liverpool Jurgen Klopp terkait komentar pedasnya kemarin. Permintaan maaf ini, berkaitan dengan komentar Big Sam yang menyebut badai cedera di kubu the Reds merupakan salah Klopp.
Kemarin, dalam sejumlah pemberitaan Allardyce mengatakan sistem permainan agresif yang diterapkan oleh Klopp-lah yang jadi biang keladi badai cedera di Liverpool. ''Atas perkataan ini saya meminta maaf kepada Jurgen. Semoga dimanapun anda sekarang, anda mendengarnya,'' kata Allardyce dikutip dari the Guardian, Jumat (8/1).
Eks pelatih Bolton Wanderes ini mengatakan dia tidak bermaksud menghantam Klopp dengan kata-katanya tersebut. Jangankan berniat mengkritik klub lain, Allardyce saja merasa timnya sendiri butuh pembenahan mengingat masih terjerembab di zona degradasi musim ini.
Allardyce mengatakan, ketika dia mengatakan hal itu sebenarnya merupakan respons dari pertanyaan seorang jurnalis pada sesi konferensi pers. Tak disangka, ketike menyampaikan hal tersebut, seluruh media menjadikannya topik panas pemberitaan dengan tajuk yang hampir seragam. Yakni ; Allardyce Salahkan Klopp atas Badai Cedera Liverpool.
''Bukan hanya Klopp, kami semua menderita karena beban padatnya jadwal pertandingan saat ini. Saya pun demikian, mungkin tidak lama lagi para pemain Sunderland akan ada yang menepi karena cedera. Jadi kepada dia (Klopp) saya menyesal,'' kata Allardyce.
Sebelumnya, Big Sam mengatakan, gaya permainan yang diterapkan pelatih anyar Liverpool Jurgen Klopp lah penyebab utama serangan badai cedera di tubuh the Kop.
''Para pemain Liverpool mulai kelelahan karena Klopp menuntut mereka mengeluarkan tenaga ekstra dalam bermain. Padahal liga ini sangat ketat, sepertinya dia tidak sadar akan hal itu,'' kata dia kemarin.
Allardyce berujar, perkataannya ini bersumber dari apa yang ia lihat di lapangan. Menurutnya, penampilan super menekan yang diperlihatkan skuat Liverpool memang membutuhkan energi banyak.
Memang, di awal semua tampak hebat karena Liverpool bisa melakukan pressing sejak lini pertahanan dalam menyerang. Namun sekarang imbasnya harus dirasakan oleh Liverpool.
''Satu persatu sekarang mereka berjatuhan, kelelahan karena tak kuasa lagi menahan rasa letih karena gaya permainan Klopp,'' ujarnya.