Kamis 28 Jan 2016 11:49 WIB

Defisit Transaksi Berjalan Terancam Naik

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memprediksi neraca transaksi berjalan akan tertekan tahun ini. Bank sentral menarget defisit transaksi berjalan di kisaran 2,6 persen hingga 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjelaskan, defisit transaksi berjalan pada 2015 berada di kisaran 2 persen. Sementara jika dibandingkan pada tahun sebelumnya berada di kisaran 3,1 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Kita di tahun 2016 ini diperkirakan bahwa current account akan cukup tertekan. Karena memang akan melakukan investasi, melakukan pembangunan infrastruktur dan tentu ada peningkatan impor," kata Agus Martowardojo, di Jakarta, Rabu (27/1).

Agus mengungkapkan, pihaknya sudah mengantisipasi akan mendorong defisit transaksi berjalan berada di kisaran 2,6 hingga 2,7 persen dari GDP. "Kami meyakini antara 2,5 sampai 3 persen itu masih sustainable," imbuhnya.

Menurutnya, untuk mempertahankan angka tersebut, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pemerintah yang mengalokasikan anggaran besar untuk infrastuktur.

"Hal ini sudah kita bicarakan dari persiapan anggaran APBN 2016 sampai sekarang kita masih melakukan koordinasi untuk menjaga,"ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement