REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Analis pasar modal Lucky Bayu Purnomo memperkirakan, kinerja perusahaan tercatat di bursa efek atau emiten sepanjang 2015 cenderung melambat dibandingkan 2014.
"Salah satu indikator yang mendorong kinerja emiten sepanjang 2015 mengalami perlambatan yakni pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujarnya di Jakarta, Jumat (29/1).
Analis LBP Enterprise itu mengemukakan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah yakni pada 7 April 2015 di posisi 5.523,29. Namun, setelah itu laju indeks BEI cenderung mengalami penurunan seiring dengan nilai tukar rupiah yang terus mengalami depresiasi terhadap dolar AS.
"Pelemahan nilai tukar rupiah memicu kepercayaan investor terhadap fundamental emiten menurun, sehingga mendorong aksi jual saham, yang akhirnya menekan IHSG," katanya.
Ia menambahkan, pada awal 2015, kisaran rupiah berada di level Rp 11.800-Rp 12.000 per dolar AS. Namun, sentimen ketidakpastian kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) mendorong tekanan bagi rupiah hingga hampir menyentuh level Rp 15 ribu per dolar AS.
"Saat dolar AS naik terhadap rupiah maka beban biaya bagi perusahaan otomatis meningkat. Situasi itu dapat membuat pendapatan dan laba tergerus, sehingga pada 2015, kinerja emiten diproyeksikan mengalami perlambatan," ungkap dia.
Di sisi lain, kata dia, penurunan harga komoditas dunia selama 2015 lalu juga menambah penyebab kinerja emiten melambat, terutama di sektor pertambangan dan perkebunan. Selain itu, ia menambahkan, target pertumbuhan ekonomi pada 2015 yang sebesar 5,3 persen diperkirakan tidak tercapai.
Diproyeksikan, ekonomi Indonesia sepanjang 2015 hanya mencapai 4,8 persen.
"Itu beberapa indikator kinerja emiten diproyeksikan melambat," ucapnya. Namun, di sisi lain, Lucky menilai bahwa emiten sektor properti dan konsumer diperkirakan lebih baik dibandingkan sektor lainnya.
Sementara itu, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan optimistis kinerja emiten 2015 masih cukup baik. Menurut data kuartal III 2015, ada sekitar 70 emiten berkapitalisasi besar memperoleh laba.
"Kita masih menunggu data kinerja emiten selama 2015. Dalam waktu dekat ini emiten akan menyampaikan laporan keuangannya," ujarnya.