REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Ahad (30/1), Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An Naba Center Indonesia baru saja meresmikan pesantren putri. Peresmian pesantren dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional dan juga internasional.
Enam orang qori internasional hadir dalam acara peresmian tersebut. Mereka adalah ustaz Fadlan Zainudin, ustaz Qadar, ustaz Mukmin Mubarak, ustaz Darwin Hasibuan, ustaz Ahmad Muhajir, dan ustazah Mawaddah. Bertindak sebagai penceramah adalah ustazah Ita Meiga Fitri tokoh mualaf dari Jawa Tengah.
Peresmian pesantren putri langsung diresmikan oleh Wali Kota Tangerang Selatan, Hj. Airin Rachmi Diany, SH.,MH., dan dihadiri lebih dari empat ratus orang dari berbagai kalangan seperti birokrat, pengusaha, kiai dan ustaz, Jemaah majelis taklim, lembaga-lembaga pendidikan serta wartawan beberapa media baik cetak maupun online.
Airin mengatakan, pendirian pesantren mualaf putri Annaba Center Indonesia merupakan salah satu bagian dari motto Kota Tangerang Selatan, yaitu cerdas, modern, dan religius. Religius menurut beliau dimaknai bahwa “setiap pemeluk agama mampu menjalankan ajaran agamanya sesuai dengan keyakinan masing-masing.”
Menurutnya, mereka yang memilih menjadi mualaf berhak menjalankan ajaran Islam tanpa adanya ancaman, terror, intimidasi dan lainnya. Itulah yang seyogyanya juga dialami oleh para santri Annaba Center Indonesia, namun ancaman dan teror tetap masih saja ada.
Wali Kota lebih lanjut memberikan penjelasan terhadap Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang diajukan oleh Yayasan An Naba Center. “Mungkin terdapat miskomunikasi antara pemerintah dan Yayasan An Naba Center, sehingga kutipan retribusi yang harus dibayar oleh An Naba Center lebih besar dibanding yang seharusnya. Oleh sebab itu, kita harus tetap husnuzon, dan insyaAllah nanti akan dibantu oleh pak Camat dalam pengurusannya lebih lanjut.”, ujar ibu wali kota memberikan penjelasan terkait IMB yang dikeluhkan oleh pimpinan pesantren, KH. Syamsul Arifin Nababan.