Senin 15 Feb 2016 12:24 WIB

Nilai Ekspor Indonesia Anjlok

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor Impor (ilustrasi)
Foto: Republika
Ekspor Impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka ekspor Indonesia pada Januari 2016 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya dan periode yang sama tahun lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, angka ekspor pada Januari 2016 tercatat sebesar 10,5 miliar dolar AS atau mengalami penurunan 11,8 persen dibanding bulan sebelumnya dan anjlok 20,72 persen dari Januari 2015. 

Kepala BPS Suryamin menjelaskan, penurunan terbesar disumbangkan oleh penurunan nilai ekspor sektor migas sebesar 14,81 persen dari Desember 2015 dan turun 43,49 persen dibanding Januari 2015 lalu. Nilai ekspor migas Januari tahun ini senilai 1,1 miliar dolar AS, turun dibanding akhir tahun lalu sebesar 1,3 miliar dolar AS dan ekspor non migas turun 11,2 persen dari 10,2 miliar dolar AS pada Desember 2015 menjadi 9,39 miliar dolar AS. 

Migas dan non migas januari, ada penurunan. Migas turun 14,81 persen ekspor dari desember. Dari 1,3 miliar jadi 1,1 miliar. Non migas turun 11,2 persen dari 10,2 jadi 9,39 miliar dolar AS. 

"Mengenai migas, memang turun 14,81 persen. Tapi kalau kita lihat dari sisi migas, migas ini kita coba lihat dari dua sisi. Untuk industri pengolahan, sebetulnya naik 8,08 persen pada Januari 2016 dibanding Desember 2015," kata Suryamin saat memaparkan kinerja ekspor dan impor Indonesia di kantor BPS, Jakarta, Senin (15/2). 

Ia melanjutkan, dari sisi industri pengolahan migas, angkanya naik 7,45 persen dibanding Januari tahun lalu. Sedangkan, lanjutnya, dari sisi pertambangan (ekspor minyak mentah) ada penurunan 16,2 persen. 

"Minyak mentah yang dibor masuk ke sektor ini. Minyak mentah turun 18,03 persen dan gas turun 15,29 persen jadi total turun 15,81 persen. Tapi industri migasnya naik 7,45 persen," kata dia. 

Secara total, nilai ekspor pada Januari 2016 ini sebesar 10,5 miliar dolar AS atau turun 20,72 year on year. Untuk sektor migas turun 43,49 persen year on year dan non migas turun 16,77 persen year on year.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement