REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi, kembali menegaskan pentingnya moderasi Islam sebagai wajah Islam rahmatan lil ‘alamin. Tidak hanya dalam akidah, tetapi juga syariat, sosial, dan keagamaan.
Di hadapan ratusan ulama yang hadir dalam Seminar Forum Ulama di Malaysia, kemarin, Ahad (14/2), mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini mengatakan, moderasi Islam penting karena dunia Islam masih dibayang-bayangi radikalisme, terorisme, konflik internal, dan krisis multidimensional.
"Pemikiran moderat akan tergerus oleh pemikiran radikal dan liberal jika tidak ada upaya untuk mengelola dengan baik pemikiran tersebut," kata Hasyim dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (15/2).
Ekstremisme di Timur Tengah, ungkap Pengasuh Pesantren al-Hikam, Beji Depo ini, telah terbukti meninggalkan kerusakan pada negara, juga agama, sehingga harus dicegah agar tidak meluas ke belahan dunia yang lain. Ia pun menggarisbawahi peran ulama yang sangat vital. “Di sinilah diperlukan kualitas keulamaan, pemikiran, dan advokasi tentang Islam,” paparnya.
Sejumlah tokoh dan ulama internasional hadir dalam acara yang digelar Yayasan Dakwah Islamiyah bekerjasama dengan Al-Wariseen Trust, ini antara lain, Syeikh Sayid Afifuddin Al-Jailani, Pimpinan Al-Wariseen Trust, Pimpinan Yayasan Dakwah Islamiyah Malaysia Dr Yusri bin Muhammad, Syekh Muhammad Afifi al-Akiti dari Oxford University, Cendikiawan asal Amerika Syekh Muhammad bin Yahya Al-Ninowy, ulama Yaman al-Habib Abu Bakr ibn al-Manshur, dan tokoh Mesir Syekh Dr Mohammad Ibrahim Abdul Baeth.