REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) baru saja mencetuskan ide penyebaran Islam dengan konsep 'Islam Nusantara'.
Tujuannya, yakni agar dunia tahu bahwa Islam tidak hanya terpusat di Arab atau Afrika, tapi juga Asia Tenggara. Tentu disertai dengan sifat toleran, akomodatif terhadap budaya lokal, dan anti radikalisme atau terorisme.
Hal tersebut diutarakan Ketua PBNU Sulton Fatoni ketika menjadi pembicara dalam seminar nasional yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang, Ahad (14/2).
Menurut dia, promosi Islam Nusantara penting dilakukan. "Mengingat saat ini Muslim di Libya, Yaman, Irak, Suriah, Afghanistan tak kunjung hidup damai. Padahal selama ini mereka dikenal sebagai negara-negara Muslim," jelasnya.
Ia mengaku bersykur karena konsep Islam Nusantara telah dikenal oleh masyarakat dunia. "Karena itu, agenda selanjutnya adalah memperkuat implementasi strategi, terutama saat karakter Islam Nusantara berhadapan dengan budaya lokal masyarakat setempat, terutama masyarakat Eropa, Amerika dan Australia," tuturnya.
Sulton menambahkan bahwa sebagai pengusung Islam Nusantara, PBNU mengapresiasi semua pihak yang bergerak ikut mensosialisasikan Islam Nusantara sebagai media dakwah dan promosi Islam yang menjunjung tinggi toleransi, moderat, dan anti radikalisme.
"Selanjutnya muslim Indonesia juga perlu mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi atas gagasan tersebut agar manfaatnya lebih besar dirasakan masyarakat dunia, khususnya Indonesia," ucapnya.