REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Setelah hampir dua tahun diam, mantan perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra akhirnya kembali bersuara. Dalam wawancara terbaru ia mengkritisi draf konstitusi yang diajukan pemerintahan militer bulan lalu.
"Saya melihat negara kita berjalan mundur daripada maju. jadi inilah mengapa kita mulai khawatir. Jika konstitusi ini disetujui, maka ini merupakan konstitusi terburuk yang perna ada," ujarnya.
Ia juga membandingkan Thailand dengan pemerintahan yang terjadi di Korea Utara. "Saya pikir situasi ini tidak akan mengizinkan mereka (pemerintahan baru) menikmati kekuatan cukup."
Pemerintahan Thailand saat ini dipimpin oleh Jenderal Prayuth Chan-ocha. Ia berhasil meraih kekuasan pada Mei lalu setelah mengkudeta adik Thaksin, Yingluck Shinawatra. Saat it pendukung Thaksin tidak tinggal diam dan menentang keputusan militer.
Baca juga, Sebarkan Lagu Ejekan Pemimpin Junta, Pria Thailand Ditangkap.
Thaksin telah tinggal di pengasingan selama 10 tahun sejak kudeta yang menggulingkannya 10 tahun lalu. Kendati dilarang, partai keluarga Shinawatra tetap memenangi pemilihan. Keluarga Shinawatra memiliki basis massa di pedesaan.