REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Rofiq Natahadibrata menuturkan, sejauh ini tidak ada produk, baik makanan maupun alat berat, yang langsung didatangkan GINSI dari Israel. Produk-produk impor lebih banyak didatangkan dari sekitar Asia atau Eropa. "Kalau dari GINSI sendiri, tidak ada. Tapi, gak tau kalau importir yang lain," ujar Rofiq, Kamis (10/3).
Pemerintah disebut akan melakukan pemblokiran untuk produk-produk dari Israel. Hal ini diungkapkan Presiden Joko Widodo di sela-sela acara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Namun, belakangan Istana meralat, bukan boikot produk, melainkan kebijakan Israel.
Menurut Rofiq, untuk masalah makanan-minuman yang diimpor, GINSI lebih banyak mendatangkan dari negara-negara di Asia, seperti Jepang dan Cina. Sementara, alat berat untuk industri, GINSI lebih banyak mendatangkannya dari daratan Eropa.
Untuk produk Israel yang masuk ke Indonesia melalui negara lain sebagai jembatan, Rofiq belum bisa memastikan hal tersebut. Namun, kemungkinan ini masih bisa terjadi karena banyak celah produk Israel masuk ke Indonesia dengan sejumlah cara.
Meski demikian, jika memang pemerintah ingin meniadakan produk dari Israel, GINSI meminta pemerintah lebih jelas dalam memberikan arahan.
Apakah produk Israel yang dimaksud adalah produk yang langsung dibuat di tanah Israel atau produk yang dibuat industri miliki orang Israel. Sebab, industri di Indonesia ada juga yang modalnya dipunyai masyarakat Israel. "Beberapa produk terkenal di Indonesia juga banyak yang dimiliki orang Israel," kata Rofiq menambahkan.
Namun, Rofiq menilai bahwa produk industri yang langsung didatangkan dari Israel sepertinya tidak ada masuk ke Indonesia. Karena, Israel lebih banyak memproduksi barang dengan teknologi tinggi, seperti senjata untuk diimpor.
Baca juga, Saat OKI Boikot Israel, Kenapa Netanyahu Justru Puji Negara Arab.