Patung kecil berukuran 2 milimeter yang dibuat di Jalan Pengrajin, Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumendang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)
Patung mini ikon PON XIX yang dibuat di Jalan Pengrajin, Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)
Pengrajin membuat patung kecil berukuran 3 milimeter Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)
Pengrajin mempraktikan cara membuat patung kecil berukuran 3 milimeter, di Jalan Pengrajin, Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)
Sebuah patung kecil berukuran 2 milimeter yang dibuat di Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Patung super mini, yang pernah menjadi ikon khas Kampung Bojong Eureun di Tahun 90-an, kini dihidupkan kembali oleh seorang pengrajin patung Hendrik (35 tahun) di Jalan Pengrajin, Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Advertisement