Jumat 01 Apr 2016 20:45 WIB

In Picture: Patung Super Mini dari Kampung Bojong Eureun

.

Red: Mohamad Amin Madani

Patung kecil berukuran 2 milimeter yang dibuat di Jalan Pengrajin, Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumendang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)

Patung mini ikon PON XIX yang dibuat di Jalan Pengrajin, Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)

Pengrajin membuat patung kecil berukuran 3 milimeter Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)

Pengrajin mempraktikan cara membuat patung kecil berukuran 3 milimeter, di Jalan Pengrajin, Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)

Sebuah patung kecil berukuran 2 milimeter yang dibuat di Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. (Republika/Dede Lukman Hakim) (FOTO : Republika/Dede Lukman Hakim)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Patung super mini, yang pernah menjadi ikon khas Kampung Bojong Eureun di Tahun 90-an, kini dihidupkan kembali oleh seorang pengrajin patung Hendrik (35 tahun) di Jalan Pengrajin, Kampung Bojong Eureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement