REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara pelaku bisnis Indonesia dan Arab Saudi di sela-sela Sidang Tahunan Bank Pembangunan Islam (IDB) diharapkan ditindaklanjuti secara riil.
Wakil Ketua Komite Permanen Timur Tengah dan OIC Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Mohamad Bawazeer mengatakan, pertemuan antara Kadin Indonesia dengan Otoritas Pengembangan Ekspor Arab Saudi (Saudi Exports) awal pekan ini merupakan hal bagus karena inisiatifnya muncul dari Arab Saudi dan fini merupakan forum perdana. Saudi Exports sudah melibatkan sektor riil serta usaha kecil dan menengah (UKM).
Akan lebih bagus jika forum perdagangan itu dilanjutkan juga dengan forum investasi kedua negara yang dijembatani pemerintah. Sebab, yang dibutuhkan saat ini tidak hanya ekspor-impor, tapi juga investasi, baik untuk infrastruktur, pabrik, pembangkit energi, dan lain-lain.
Saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Timur Tengah, pesan yang disampaikan tidak hanya soal kerja sama perdagangan, tapi juga investasi. ''Pemerintah Indonesia juga menjanjikan fasilitasi investasi asing. Saudi punya banyak dana dan Indonesia menyediakan peluang,'' kata Bawazeer.
Kadin Indonesia sangat mengapresiasi langkah maju otoritas Arab Saudi. Menurut Bawazeer, pihak Arab Saudi tentu berharap ekspornya ke Indonesia bisa meningkat dan itu sudah disampaikan sejak dua tahun lalu.
Setelah pertemuan pelaku bisnis awal pekan ini, sambung dia, Kadin berharap ada tindak lanjut dengan dibentuknya tim gabungan Kadin Indonesia dengan IDB. "Ini penting agar apa yang dipikirkan dan direncanakan selama ini tidak hanya rekomendasi, tapi juga implementasi," tuturnya.
Lebih lanjut Bawazeer menuturkan, Kadin melihat potensi investasi dari Saudi cukup besar. Sektor penunjang energi saja berpotensi di atas 100 juta dolar AS. ''Kami lihat apa kebutuhan investasi Saudi dan itu sudah kami sampaikan. Tinggal realisasi konkret, dimulai dari beberapa hal dulu saja. Hambatan psikologis itu harus ditembus,'' ungkap Bawazeer.