REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Polemik tidak dipanggilnya Karim Benzema untuk Piala Eropa 2016 terus berkecamuk. Gagal masuk skuat, Benzema mengkritik pelatih Les Bleus Didier Deschamps dan Presiden Federasi Sepak bola Prancis (FFF) Noel Le Graet.
Le Graet marah dengan tudingan Benzema yang menyebut Deschamps mendapat intervensi sehingga tak memanggil striker 28 tahun itu. Padahal, menurut dia, Benzema dicoret bukan karena isu rasial seperti yang dituduhkan.
"Saya harap dia tidak berkata hal lain. Saya menyukainya dan akan selalu demikian. Namun, yang terbaik sekarang seharusnya dia mendukung teman-temannya yang akan berjuang di lapangan, bukan malah berkata-kata hal lain," kata Le Graet, dikutip dari Daily Star, Kamis (2/6).
Sebelumnya, Benzema berujar Deschamps berada dalam tekanan salah satu partai politik rasialis di Prancis. Striker Real Madrid ini mengungkapkan, di Prancis, partai ekstrem kanan menempati posisi kedua dalam pemilihan umum di sana.
Baca juga: Cantona: Prancis Bersikap tidak Adil ke Benzema
Baca juga: Benzema Terpukul tidak Merumput di Piala Eropa
"Tapi saya tak tahu apakah ini keputusan individu Didier karena saya berhubungan baik dengan dia, dan presiden (FFF). Saya punya hubungan baik dengan setiap orang," kata penyerang Muslim keturunan Aljazair ini kepada Marca, seperti dikutip ESPNFC.
Benzema saat ini tetap tenang dan hanya berkonsentrasi pada klub. Benzema menegaskan, rakyat Prancis akan menyadari betapa tidak adilnya keputusan tak merekrutnya ke timnas.
"Dari aspek olahraga, saya tak paham alasannya. Dari level hukum, saya belum dijatuhkan hukuman. Saya tak bersalah, jadi kita harus menunggu, melihat apa yang dikatakan pengadilan. Saya suka sepak bola dan bermain bersama tim saya," ujar Benzema.