REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- MUI Pusat memperkirakan satu Ramadhan 1437 Hijriah berpotensi sama antara PP Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dengan pemerintah, yakni Senin, 6 Juni 2016.
"Sudah bisa diperkirakan awal puasanya sama pada Senin 6 Juni," ujar Ketua Umum MUI Pusat KH Ma'ruf Amin kepada wartawan di Surabaya, Jumat (3/6).
Menurut dia, potensi tidak ada perbedaan awal Ramadhan antarumat Islam di Indonesia karena posisi hilal sudah tinggi atau di atas dua derajat. Sehingga sangat besar kemungkinan pada saat Rukyatul Hilal mendatang sudah tampak.
Meski tidak ada potensi perbedaan, kata dia, namun Pemerintah Pusat dan sejumlah Ormas Islam di Tanah Air belum memiliki kesepakatan terkait penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha mendatang. "Melihat sekarang, posisi hilal sangat mendukung untuk sama karena sudah tampak dan sudah tinggi," ucap Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tersebut.
Sementara itu, untuk sidang Isbat akan digelar pada Ahad (5/6) mendatang, untuk menentukan awal Ramadhan dengan menggelar Rukyatul Hilal di beberapa titik se-Tanah Air. "Kalau di Jatim, biasanya di Surabaya, Lamongan, Gresik, Madura dan sejumlah titik lainnya. Tunggu saja hasil sidang, tapi ya itu tadi, diperkirakan bersamaan," katanya.
Kendati demikian, ulama kelahiran Tangerang tersebut berharap sama atau tidaknya awal Ramadhan tak dijadikan sebagai perbedaan pendapat yang harus diperdebatkan, justru semakin memperkuat Ukhuwah Islamiyah antarumat.
Di sisi lain, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah terlebih dahulu mengeluarkan Maklumat NOMOR:01/MLM/I.0/E/2016 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1437 Hijriah. Dalam maklumat yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum Abdul Mu'ti tersebut, awal Ramadhan adalah 6 Juni 2016. Untuk Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1437 Hijriah akan jatuh pada Rabu, 6 Juli 2016, dan Idul Adha bertepatan pada Senin, 12 September 2016.