REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ramadhan, harusnya kita bisa lebih berhemat. Sebab jatah untuk makan siang sudah tak lagi ada. Tapi faktanya bulan puasa pengeluaran justru makin membengkak.
Mulai dari menyiapkan sahur, membeli takjil untuk berbuka, menu berbuka yang maunya serba enak. Belum lagi dari awal bulan puasa undangan buka puasa bersama sudah menumpuk. Dari teman SD sampai teman kuliah, rekan kerja lama, rekan kerja baru, rekan kerja suami dan keluarga besar.
Lalu bagaimana menyiasatinya? Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Eka Agustina, mengatakan salah satu upaya untuk mengatasi kebocoran keuangan saat bulan puasa adalah dengan mengatur menu hari-hari dari buka sampai sahur. Karena biasanya kebocoran dana itu dari makanan. Misalnya karena kita tidak menyiapkan menu sebelumnya sehingga kita lebih sering jajan atau lapar mata.
Ia menyaranakan untuk browsing sebelumnya untuk menentukan menu apa saja yang akan disajikan. Lalu buat anggaran sederhananya. “Kalau siang lapar mata, lihat gorengan, kolak, oke beli. Yang terjadi saat pulang banyak menu di meja, dan perut enggak kuat, jadi kita harus punya kontrol," ujarnya.
Dia menyarankan agar siapkan menu yang dibutuhkan metabolisme tubuh saja. Misalnya pilih beras merah. Jangan semua ada, tentukan pilihan, jangan lapar mata. Kalau buat menu dari awal, otomatis dengan cermat mau beli apa saja. Tidak lapar mata. "Missalnya wah ada tomat bagus, kangkung bagus, lama-lama busuk di kulkas dan akhirnya dibuang dan berakhir di tong sampah," ujarnya.
Dalam menyusun menu, dia melanjutkan tidak perlu lama-lama. Cukup susun menu 10 kali buka, dan 10 kali sahur. Kemudian tinggal ulang setiap sepuluh hari. Sepuluh hari pertama, lanjut 10 hari kedua dan ketiga. “Ini otomatis bikin kita jadi lebih hemat, karena dengan menyusun menu kita tahu barang apa saja yang mau dibeli,” jelasnya kepada Republika.co.id usai acara FUNancial Clinic dan Cooking Class di Modena Experience Center, Jakarta, belum lama ini.
Selain itu, bisa juga menyiasati misalnya membeli daging yang akan dimasak berapa hari. Beli sejumlah yang diperlukan, kemudian simpan di kulkas agar tahan lama. Atau bisa juga dibuat sebagai kaldu. “Sehinga bujet disesuaikan dengan kemampuan,” jelasnya.
Saran lainnya menurut Eka, gunakan bumbu-bumbu yang dibuat sendiri. Dibanding bumbu beli jadi, bumbu buatan sendiri kalau dilihat dari faktor kesehatan lebih bagus. Bahannhya pun lebih terjamin. Sedangkan kalau bumbu jadi ada pengawet dan yang terpenting harga jauh lebih mahal.