REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi terpaksa menolak bantuan subsidi daging dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat akibat ketiadaan lemari pendingin penyimpanan daging.
"Subsidi daging dari Pemrov Jabar dimaksudkan agar daging tersebut bisa dijual murah kepada masyarakat selama Ramadhan 1437 H/2016 melalui kegiatan pasar murah," kata Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian, Pedagangan dan Koperasi Kota Bekasi Herbert Panjaitan di Bekasi, Sabtu (11/6).
Menurut dia, subsidi tersebut akan dikucurkan dalam bentuk dana bantuan untuk pembelian daging oleh Pemkot Bekasi. "Ada subsidi yang akan diberikan oleh Pemprov Jabar, tapi kendalanya karena kita tidak punya 'freezer' yang besar. Bantuan hanya dalam bentuk pengadaan daging sapi saja," katanya.
Dikatakan Herbert, subsidi daging yang dijanjikan Pemprov Jabar total seberat satu ton yang berasal dari Bulog. Daging tersebut rencananya akan dijual kepada masyarakat dengan harga setengah dari pasaran saat ini.
"Kalau misalnya harga per kilogram Rp 100 ribu, kita akan menjualnya hampir setengah dari harga di pasaran. Subsidi yang mencapai 50 persen ini bisa dibeli menggunakan kupon," katanya.
Namun demikian, rencana itu terpaksa dibatalkan akibat keterbatasan fasilitas pendingin daging. "Aturannya, seluruh daging subsidi itu harus terjual habis, tidak boleh tersisa. Masalahnya, kalau tidak pendingin, daging itu bisa busuk dan susah terjual," katanya.
Menurut dia, Pemkot Bekasi hingga kini belum memiliki fasilitas ruang pendingin daging sehingga terlalu berisiko bila tawaran itu direalisasikan di Kota Bekasi. "Saya terpaksa menolak subsidi tersebut, karena sesuai dengan peraturan, seluruh daging harus habis terjual," katanya.