REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melanjutkan kegiatan syiar Ramadhan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan pengajian bagi seluruh civitas akademik UMM. Mulai dari pejabat struktural, dosen, staf, hingga karyawan terlinbat di Masjid AR Fachruddin UMM, Sabtu (11/6). Hadir sebagai narasumber Ketua Badan Pembina UMM HA Malik Fadjar didampingi Rektor UMM, Fauzan.
Dalam kajian bertajuk 'Aktualisasi Ramadhan Membangun Islam Berkemajuan', ini Malik mengatakan, tidak mudah membangun peradaban Islam di era globalisasi. Menurutnya, era globalisasi telah membuat masyarakat kehilangan rasa sosialnya. "Membangun peradaban itu membutuhkan kepekaan sosial, bagaimana bisa berkembang jika masyarakat saat ini bersikap individualis," ujarnya.
Untuk menciptakan kepekaan sosial, Malik mengatakan bisa dibangun melalui tiga tahapan. Yakni pembiasaan, pembudayaan dan pendidikan. Ia menjelaskan, melalui pembiasaan, interaksi sosial akan menciptakan budaya kepekaan sosial. Kemudian, tahap pendidikan berperan untuk memahamkan dan mengarahkan peradaban apa yang ingin dibangun, termasuk Islam.
"Semua membutuhkan proses yang berkesinambungan, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar kita. Jika sudah, Insya Allah peradaban Islam yang berkemajuan akan terwujud," papar pria yang juga Anggota Dewan Pertimbanbangan Presiden (Wantimpres) ini.
Islam berkemajuan, Malik menjelaskan adalah Islam yang mampu mengaktualisasikan ilmu berdasarkan iman dan amal saleh. "Iman berarti selalu mengembangkan Islam melalui ilmu berdasarkan Quran dan Hadis. Amal saleh berarti sejalan dengan hati nurani dan harkat martabat kemanusian," terangnya.
Ramadhan menurut Malik adalah saat yang tepat untuk mengkaji peradaban Islam yang berkemajuan. Karenanya, ia mengapresiasi segala kegiatan khusus yang rutin diselenggarakan UMM selama Ramadhan. "Mudah-mudahan UMM sebagai pusat pendidikan bisa selalu memberikan kontribusi dalam pengembangan peradaban Islam melalui sumber ilmu pengetahuan yang dimilikinya," harapnya.
Sementara itu, Fauzan mengatakan, aktualisasi untuk membangun peradaban Islam yang berkemajuan tidak cukup hanya dengan zikir dan fikir saja. Hal itu menurutnya harus dilanjutkan dengan dimensi ukir. "Ukir ini merupakan hasil karya dari perilaku yang berdasarkan rasa humanism, yaitu kepekaan dan empati, baik personal maupun institusional," jelasnya.
Karenanya, Fauzan menegaskan akan terus menggelar kegiatan kajian dan pengajian yang rutin diselenggarakan setiap Ramadhan. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Malik yang menyempatkan hadir di kegiatan ini.
"Di tengah kesibukannya yang luar biasa sebagai Wantimpres, alhamdulillah beliau bisa hadir di sini. Ke depan, UMM juga akan menghadirkan tokoh-tokoh Muhammadiyah lainnya. Kita syiarkan Islam berkemajuan melalui kegiatan semacam ini," kata Fauzan.