REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tayangan program Ramadhan TVRI menampilkan dua wanita muslimah memakai baju dengan simbol salib. Salib tersebut berada di tengah gamis mereka.
Wakil Sekjen PBNU Abdul Mun'im DZ mengatakan, kalau ada tayangan program Ramadhan namun bajunya memakai simbol salib itu sama saja toleransi beragama yang kebablasan.
"Kerjasama antar agama itu tak boleh di bidang ritual keagamaan. Tapi kalau di bidang sosial, budaya, politik, kemanusiaan baru boleh," katanya, Senin, (13/6).
Kalau sudah acara Ramadhan itu sudah masuk wilayah keagamaan. Tak boleh ada kerjasama dengan agama lain, apalagi menampilkan simbol-simbol agama lain.
"Acara Ramadhan ini kan acara keagamaan yang sifatnya ekslusif. Seharusnya tak ada simbol-simbol agama lain di dalamnya, tak boleh mencampuradukkan agama," terang Mun'im.
Toleransi beragama, ujar dia, itu diperbolehkan. Namun jangan sampai kebablasan. Seharusnya TVRI mengoreksi acaranya kembali.
"Kalau kostumnya masih gamis dengan lambang salib sebaiknya acara TVRI itu tak usah dilanjutkan. Harus ada koreksi dari TVRI," kata Mun'im mengingatkan.
Masalah ini, perlu diperhatikan TVRI. Sebab, jika diabaikan takutnya terjadi keresahan masyarakat. Sebelum timbul keresahan masyarakat, sebaiknya dicegah.