REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat Indonesia mulai menarik minat investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu disampaikan Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah.

Menurut dia, beberapa investor saat ini telah menyampaikan surat pernyataan minat atau letter of intent (LoI). Ini menunjukkan ketertarikan mereka untuk masuk dan berinvestasi di bank syariah pertama di Indonesia tersebut.

Namun, Fadlul mengatakan, proses seleksi masih berlangsung. Hal itu guna memastikan bahwa investor yang dipilih benar-benar memenuhi persyaratan.

“Kami harus hati-hati dalam memilih investor. Jangan sampai salah pilih. Investor harus memiliki dana yang cukup, pengalaman di sektor perbankan, dan komitmen investasi yang jelas,” ujar Fadlul kepada wartawan, baru-baru ini.

Meski ada ketertarikan dari investor, hingga saat ini belum ada bank wakaf mikro (BWM) yang bergabung dalam skema investasi Bank Muamalat Indonesia. Terkait proyeksi laba bank syariah tersebut pada tahun ini, Fadlul menyebutkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil audit laporan keuangan. Bagaimanapun, ia memastikan bahwa laba tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Sejalan dengan upaya pencarian investor, BPKH juga tetap berfokus pada pengelolaan investasi di sektor keuangan syariah. Saat ini, investasi terbesar masih berada di sektor surat berharga syariah negara (SBSN) dengan porsi sekitar 70 persen. Selain itu, ada pula investasi ekosistem haji yang terus dikembangkan meskipun masih mencakup sekira 5 persen dari total dana kelolaan.

Dengan strategi yang lebih terarah, Bank Muamalat Indonesia diharapkan bisa memperbaiki kinerjanya sehingga menarik lebih banyak investor. Harapannya, pihak-pihak yang nanti berinvestasi di sana akan memiliki visi yang sejalan untuk mengembangkan perbankan syariah di Indonesia.

Ikuti Whatsapp Channel Republika