Ahad 03 Jul 2016 11:53 WIB

Muhammadiyah Perlu Optimalkan Multimedia

Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Aisyiyah Alimatul Qibtiyah mengatakan, media dakwah Muhammadiyah terkesan kaku dan berat. Ia mengambil contoh media Suara Muhammadiyah." Bahasa dan konten-konten yang disajikan tidak begitu populis di kalangan masyarakat, bahkan di internal Muhammadiyah sendiri," Ungkap dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Ahad (3/7).

Oleh karenanya, Qibtiyah menyarankan agar Muhammadiyah melakukan langkah-langkah strategis dalam memanfaatkan multimedia. Di antaranya, dakwah melalui multimedia harus lebih efektif dan menarik. “Saran saya, Muhammadiyah perlu membuat tim dakwah multimedia yang kemudian diunggah di media sosial,” ungkapnya.

Ia juga menyarankan untuk mengoptimalkan website resmi persyarikatan muhammadiyah.or.id), baik updating maupun upgrading untuk kegiatan dakwah dan keorganisasian.

Sementara itu Wakil Rektor I UMM Syamsul Arifin mengakui, media sangat penting sebagai bagian dari instrumen dakwah. Namun, ia lebih memberi titik tekan bahwa substansi dan konten dakwah juga perlu menjadi perhatian.

Syamsul mengaku resah dengan gaya narsisme atau keakuan yang berkembang dalam dunia sosial media. Terlebih, jika narsisme itu merambah pada pada wilayah agama yang mestinya merupakan ruang privat, dan tidak seharusnya dikonsumsi publik.

“Misalnya status yang menunjukkan bahwa ia sedang melakukan ibadah. Itu kan privat sekali,” tutur Guru Besar Fakultas Agama Islam UMM ini. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement