REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Hampir satu dari lima anak suku Aborigin di Australia Barat tidak memiliki akta lahir, demikian keterangan hasil riset pada Ahad (3/7).
Menurut riset tersebut, sebagian besar anak tak terdata yang lahir dari ibu Aborigin berusia remaja akan mengalami banyak hambatan sosial pada hidupnya kelak. Hasil penelitian yang dilansir dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Australia dan Selandia Baru cocok dengan data kantor pencatatan kelahiran dengan data bidan negara.
Penelitian menemukan 18 persen anak suku Aborigin tidak memiliki akta lahir. Sekitar 50 ribu anak suku Aborigin lahir di Australia Barat dalam kurun waktu 1980 sampai 2010. Sebanyak 4.628 anak di bawah 16 tahun tak tercatat proses kelahirannya.
Secara global, ada 290 juta anak di seluruh dunia yang tak memiliki akta kelahiran, demikian ungkap Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Anak-Anak (UNICEF). Tanpa akta lahir, mereka akan menghadapi masalah saat akan memasuki universitas, melamar kerja, membuka rekening bank, membeli properti, mengakses haknya atas keadilan, atau memiliki paspor.
Kajian lain menemukan 17 persen anak Aborigin berusia dua hingga empat tahun tak terdaftar di negara bagian Queensland.
"Australia merupakan salah satu negara penandatangan sejumlah konvensi internasional yang menjamin semua anak memiliki hak untuk langsung dicatat oleh negara sesaat setelah ia lahir, tetapi banyak anak Aborigin tak mendapatkan hak tersebut," kata Alison Gibberd, kepala peneliti.
Anak Aborigin yang lahir di Australia Barat dari ibu berusia lebih muda dari 16 tahun lima kali berpotensi tak tercatat oleh negara, dibanding jika anak itu lahir dari ibu berusia lebih dari 30 tahun, tulis laporan itu. Populasi suku Aborigin di negara bagian itu, berdasarkan data sensus 2011, menempati urutan ketiga terbesar dengan 88.270 jiwa.
Mereka diidentifikasi sebagai orang Aborigin atau penghuni Selat Torres. "Proses pendaftaran akta lahir membutuhkan tingkat kesadaran yang cukup dan sarana memadai guna melengkapi dokumen terkait. Hal itu juga bergantung pada kesadaran orang tua akan pentingnya akta lahir, khususnya jika mereka tak mampu membiayai proses pembuatannya," kata Gibberd, peneliti Universitas Sydney.
Pembuatan akta lahir membutuhkan biaya sebesar 47 dolar Australia (35 dolar Amerika Serikat). Dokumen itu hanya diberikan jika kelahiran bayi tercatat.
Australia cukup jarang membahas secara terbuka kondisi sekitar 700 ribu penduduk pribumi. Laporan pemerintah awal tahun ini menunjukkan, Australia gagal mencapai targetnya meningkatkan taraf hidup suku Aborigin.