Zaman Presiden Soeharto, Takbir Keliling Bahkan Difasilitasi

Red: Erik Purnama Putra

Selasa 05 Jul 2016 11:11 WIB

Takbir keliling menjadi pesona budaya jelang Ramadhan Foto: Antara Takbir keliling menjadi pesona budaya jelang Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Humprey Djemat di Jakarta, Senin (7/4), mengatakan, takbir itu adalah mengumandangkan dan menyucikan nama Allah SWT. "Jadi, tidak ada relevansi foya-foya, hura-hura dengan takbir keliling di malam Idul Fitri," katanya kepada wartawan.

Humprey mengatakan, pihak keamanan siap mengawal takbir akbar yang dilakukan umat Islam tersebut. Pun dengan Polda Metro Jaya yang juga berjanji siap mengawal takbir keliling.

"Polisi saja siap mengawal. Mereka menghargai pihak-pihak yang mau merayakan hari kemenangan asal tertib," ujarnya.

Adapun, ulama kharismatik asal Jatim, KH Nurun Tajalla menyatakan, takbir keliling adalah bentuk syiar Islam. Hal itu dilakukan dengan cara tidak menggangu jalan dan sesuai aturan yang ada.

"Tidak masalah syiar takbir keliling, asal tidak menggangu jalan. Apalagi dari dulu, dari zaman Presiden Soeharto, tidak ada larangan soal takbir keliling, bahkan difasilitasi," ujarnya.

Sebelumnya, Menag Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Islam untuk berperilaku tertib saat melakukan takbir keliling menyambut Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah.

Terpopuler