Kamis 28 Jul 2016 15:27 WIB

MTQ Nasional Ajang Bumikan Alquran

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-26 yang diselenggarakan di provinsi NTB 28 Juli-7 Agustus diharapkan mampu membumikan Alquran melalui syiar dan dakwah.

"Kita kembali pada tujuan dan makna kegiatan MTQ, sementara masalah prestasi bukan yang utama. Tapi yang utama adalah syiar dan dakwah tentang bagaimana kita membumikan Al-Quran sehingga bisa dijaring, dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat kita," ujar

Makmur Rizal, Wakil Sekretaris LPTQ Jawa Barat (28/7).

Menurutnya, penyelenggaraan MTQN saat ini di Provinsi NTB mengadopsi konsep MTQ ditingkat provinsi Jawa Barat yang melakukan verifikasi dengan transparan. Sehingga kegiatan saat ini lebih terlihat transparan serta tingkat kejujuran yang lebih baik dibandingkan dari penyelenggaraan sebelumnya.

Ia menuturkan, kafilah provinsi Jawa Barat yang ikut MTQN mencapai 107 orang, dengan jumlah peserta mencapai 44 orang. Sementara itu, cabang lomba dan golongan seluruhnya diikuti semua. "Kita siapkan semuanya," katanya.

Makmur mengatakan target maksimal yang ingin diperoleh dalam ajang MTQN yaitu juara umum. Namun, target minimal yaitu tidak berubah dari peringkat lalu yaitu peringkat tiga. "Mudah-mudahan kita bisa lebih baik tahun ini," ungkapnya.

Perwakilan Kafilah Provinsi Maluku Utara, Muzaiz Walanda mengaku penyelenggaraan MTQN di NTB saat ini lebih ketat. Sehingga diharapkan kegiatan dilaksanakan dengan lebih jujur.

"Peserta dari Maluku Utara sebanyak 21 orang untuk ikut lima cabang lomba. Peserta dari Maluku Utara semua asli daerah," katanya. Menurutnya, provinsi Maluku Utara memiliki target dalam MTQN Nasional yaitu di cabang lomba Tilawah dan Khath  Al-Quran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement