REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan tidak akan turut campur dan menyerahkannya pada PSSI terkait keputusan operator Indonesian Soccer Championship (ISC) A yang membatasi setiap klub hanya mengirim dua pemainnya untuk bergabung dalam timnas.
"Kami tidak akan mengambil sikap apa-apa, karena itu namanya kami mengintervensi, serahkan pada federasi saja," kata Deputi IV Bidang Olah Raga Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto saat dihubungi, Jakarta, Senin (1/8).
Kendati demikian, Gatot menilai idealnya PSSI sebagai induk cabang olahraga sepak bola di Indonesia dan memiliki otoritas, seharusnya mengambil sikap akan hal tersebut.
"Seperti yang saya sampaikan di media sosial, seharusnya memang PSSI mengambil sikap, ini kayaknya belum kelihatan suaranya," ujar Gatot.
Menurut Gatot, semua pihak seharusnya menyadari jika untuk kepentingan nasional seharusnya diutamakan dan hal tersebut juga yang semestinya disuarakan PSSI.
Sementara itu, mantan pemain Tim Nasional dan Primavera Indriyanto Setyo Nugroho yang dihubungi di tempat lainnya, menilai kebijakan tersebut fifty-fifty.
"Kendati demikian, dengan berbagai alasan, dua orang itu sudah maksimal karena saat ini kompetisi juga sedang berjalan dan klub juga mungkin masih membutuhkan. Kita doakan saja setelah ini kita memiliki timnas yang lebih baik lagi dan Indonesia kembali berjaya di ajang internasional," ujar Indriyanto.
Sebelumnya, dalam pertemuan antara PT Gelora Trisula Semesta (GTS) dengan 18 klub ISC A yang membahas sinkronisasi jadwal kompetisi dengan timnas di Jakarta pada 22 Juli lalu, diputuskan klub hanya boleh melepas dua pemain saja untuk mengikuti training center (TC).