Rabu 03 Aug 2016 16:55 WIB

Pemerintah Dampingi Investasi Pangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Upaya Khusus (Upsus) Percepatan Investasi Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, investasi di bidang pangan memang sangat dibutuhkan untuk memotong rantai pasok sehingga dapat menjaga stabilisasi harga. Apalagi 96 persen komoditas pangan di Indonesia disuplai dari petani-petani kecil yang tersebar di sejumlah wilayah sehingga menyebabkan rantai pasoknya panjang dan posisi tawar petani lemah.

"Oleh karena itu perlu motor penggerak melalui investor sebagai inti plasmanya, dengan demikian nantinya produk plasma akan diserap oleh investor dan investor yang menjual ke pasar," ujar Syukur kepada Republika.co.id, Rabu (3/8).

Untuk mendorong investor, kata dia, perlu ada insentif seperti kemudahan perizinan, kemudahan mendapatkan lahan, dan pendampingan. Menurut Syukur, pendampingan ini sangat dibutuhkan untuk membantu investor mencari lahan atau lokasi sehingga investasinya dapat direalisasikan.

"Pendampingan ini dilakukan oleh kementerian teknis terkait. Misalnya investasi pangan didampingi oleh Kementerian Pertanian," kata Syukur.

Syukur mengatakan, Kementerian Pertanian telah membentuk tim untuk melakukan pendampingan tersebut melalui Upsus Percepatan Investasi. Pendampingan tersebut dilakukan untuk tiga komoditas pangan yakni tebu, sapi, dan jagung. Sampai saat ini sudah ada puluhan investor yang didampingi, antara lain terdapat 27 investor tebu. Dari jumlah itu, 13 diantaranya sudah berjalan dan 14 lainnya masih membutuhkan lahan.

Salah satu pabrik gula di Jawa Timur sudah bermitra dengan petani plasma yang total memiliki kebun tebu seluas 18 ribu hektare. Sementara itu, ada 10 investasi baru untuk sapi. Syukur mengatakan, Brasil sudah berinvestasi pembibitan sapi di Sumba Timur pada enam bulan lalu dan saat ini sudah berjalan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement