Sabtu 10 Sep 2016 22:24 WIB

Pendapatan Pasif Diperlukan Agar Hidup tak Bergeser

Red: Yudha Manggala P Putra
Manajemen keuangan dan investasi (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Manajemen keuangan dan investasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendapatan pasif (pasive income) dinilai sebagai satu cara untuk bertahan hidup di menurunnya perkembangan ekonomi selama lima tahun terakhir agar tidak terjadi bergesernya kualitas hidup.

"Untuk itu perlu adanya edukasi, bahwa tidak hanya perlu adanya pendapatan aktif tetapi juga pendapatan pasif seperti dari properti, royalti dan investasi pasar saham internasional," ujar Direktur Umum dari Adam Khoo Learning Technologies Group (AKLTG) Indonesia, Susanna Hartawan, dalam konferensi "Wealth & Entrepreneurship Summit 2016" di Jakarta, Sabtu (10/9).

Konferensi itu merupakan suatu wadah untuk belajar secara terperinci mengenai cara untuk mendapatkan pendapatan dari beberapa jalur investasi dan bisnis. Pada acara itu ada enam pembicara yang memaparkan mengenai sisi psikologi dalam investasi dan berbisnis, serta tips bagaimana melindungi aset.

"Acara ini merupakan wadah yang tepat, baik bagi para pemula yang ingin belajar berinvestasi dan berbisnis, maupun profesional yang ingin meningkatkan performa investasinya," katanya.

Konferensi yang diadakan satu hari ini, AKLTG menghadirkan tokoh-tokoh pebisnis Internasional serta satu tokoh inspiratif dunia.

Tokoh itu antara lain Adam Khoo, Chief Master Trainer dari Adam Khoo Learning Technologies Group yang memaparkan "How You Can Generate Consistent Profits from the Stock Markets, regardless of Market Conditions".

Kemudian Piotr Jakubowski dari GO-JEK Indonesia yang membagikan pengalamannya lewat topik "Leading the Market in Discruptive Economy Era".

Selain itu, menghadirkan beberapa mitra dari AKLTG Singapura, seperti Benny Liang yang merupakan Veteran FOREX Trader yakni "How Order Flow Affect the Financial Market" menjadi topik pada acara ini.

Seorang ahli properti dari Singapura, Patrick Liew juga memberikan pemaparan mengenai "The Cutting Edge Investment Strategies for Property". Pada kesempatan itu juga hadir Derek Redmond, atlet lari Barcelona Olympic 1992 yang dikenal karena kisah inspirasionalnya yang berjudul "Never Give Up".

Usai konferensi, peserta dapat mengikuti program lanjutannya di program Wealth Academy yang diselenggarakan selama tiga hari di Jakarta. Program unggulan dari AKLTG itu telah meluluskan 35. 000 alumni di seluruh Asia. Banyak dari para lulusan kini menjadi sukses dan sejahtera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement