Rabu 21 Sep 2016 05:25 WIB

Obama Serukan Dunia Bantu Lebih Banyak Pengungsi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Damanhuri Zuhri
Presiden Amerika, Barrack Obama
Foto: AP Photo
Presiden Amerika, Barrack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para pemimpin dunia berkumpul dalam pertemuan puncak soal pengungsi, Selasa (20/9), dan menjanjikan lebih dari 4,5 miliar dollar untuk bantuan para pengungsi. Mereka juga mengumumkan berupaya untuk melipatgandakan nilai bantuan dan memindahkan para pengungsi setiap.

Komitmen baru itu datang dari masyarakat dunia untuk mengatasi krisis tempat para pengungsi yang terus bertambah sejak Perang Dunia ke-2. Apalagi didorong dengan konflik di Suriah, Afghanistan, dan Somalia, dengan jumlah pengungsi saat ini yakni 65,3 juta dan terus meningkat berdasarkan catatan PBB.

"Kita menghadapi krisis proporsi yang epik," kata Presiden Obama dalam KTT Pemimpin dunia di PBB. "Anak-anak perempuan ini menjadi korban perdagangan, ini bisa jadi anak kita, anak-anak laki ini juga bisa jadi anak laki-laki kita atau cucu kita," kata Obama seperti dilansir USAToday, Selasa (20/9).

Obama bersama lima enam pimpinan tuan rumah yang datang ke PBB Selasa, menyebut 51 perusahaan AS telah setuju untuk membantu dalam bentuk pendidikan, pekerjaan dan 650 juta dollar untuk sumbangan. Mereka yang termasuk inisiatif bantu satu juta dollar yakni aktor George Clooner dan istrinya, orang Libanon untuk mendidik pengungsi Suriah di Lebanon.

Pemerintahannya juga akan meningkatkan batas di seluruh dunia para pengungsi yang memasuki Amerika Serikat dari 85.000 pada 2016 menjadi 110.000 pada tahun 2017.

Hal sama juga akan dilakukan negara-negara lainnya yang juga berjanji untuk membantu meningkatkan pendaftaran sekolah untuk pengungsi, mengurangi pembatasan pada pekerjaan dan perumahan, dan menyediakan pengesahan status para pengungsi.

Namun Obama juga meminta masyarakat dunia untuk mengatasi akar penyebab perpindahan para pengungsi tersebut. "Jika kita benar-benar ingin mengatasi krisis, perang seperti kebiadaban di Suriah harus diakhiri. Dan itu akan dibawa berakhir melalui penyelesaian politik dan diplomasi, dan tidak hanya dengan bom," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement