Jumat 23 Sep 2016 10:31 WIB

Pemimpin Palestina dan Israel Bentrok di Sidang Umum PBB

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara dalam sesi ke-71 Sidang Majelis Umum PBB di markas PBB, Kamis, 22 September 2016.
Foto: AP Photo/Seth Wenig
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara dalam sesi ke-71 Sidang Majelis Umum PBB di markas PBB, Kamis, 22 September 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengundang pemimpin Palestina, Mahmoud Abbasuntuk membahas mengenai parlemen Israel. Ia juga mengatakan bersedia berbicara dengan Dewan Legislatif Palestina di Ramallah. Namun Netanyahu bersikeras, masalah utama keduanya adalah rejeksionisme Palestina, bukan kependudukan Israel.

Sementara itu, Abbas meminta PBB untuk menyatakan 2017 -50 tahun kependudukan Israel dari wilayah Palestina- sebagai tahun terakhir dari kependudukan Israel. Berpidato satu jam sebelum Netanyahu, Abbas mengatakan kepada majelis umum, perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat menghancurkan upaya perdamaian kedua negara.

Sekjen PBB, Ban Ki-moon dan Presiden AS, Barack Obama, juga sama-sama mengatakan pembangunan pemukiman Israel di tanah Palestina bukan merupakan solusi bagi keduanya.

Netanyahu menuduh Palestina sedang menghasud. Ia juga menganggap PBB lebih condong melimpahkan kesalahan terhadap Israel.

"PBB mulai menunjukkan kekuatannya sebagai lelucon. Sementara PBB mencela Israel, AS memberikan dukungan," ujar Netanyahu, dikutip dari The Guardian.

Ia mengatakan, Otoritas Palestina tidak tertarik mewujudkan perdamaian. Menurutnya, inti dari konflik adalah Palestina menolak mengakui negara Yahudi.

"Konflik ini bukan tentang pemukiman atau pembentukan negara Palestina," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement