REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk sampai pada kondisi yang cukup baik saat ini, Islam di Liberia telah melewati perjalanan sejarah yang panjang. Islam pertama kali hadir di Liberia dalam kurun waktu yang hampir bersamaan dengan kedatangan Islam di negara-negara Afrika Barat lain seperti Guinea, Guinea-Bissau, Sierra Leone, dan Pantai Gading.
Di abad ke-10, banyak Muslimin bergerak menuju Sahara dari Maroko. Perjalanan mereka murni ditujukan untuk mendakwahkan Islam kepada masyarakat pagan. Salah seorang dari mereka yang terkenal adalah Syekh Andullah Ibnu Yassin. Kala itu, ia berhasil mengenalkan Islam kepada Raja Senegal. Kerajaan-kerajaan sekitarnya yang dipimpin Mandingo, Fullani, dan Soninki pun kemudian mengikuti jalan hidayah Raja Senegal, yakni memeluk agama Islam.
Suku-suku Mandingo tersebar luas di Afrika Barat. Pergerakan mereka bahkan hingga ke kawasan selatan. Wilayah yang menjadi kekuasaan mereka mencakup Guinea, Guinea-Bissau, Sierra Leone, Liberia dan Mali. Di masa lalu, para pedagang Mandingo dikenal sebagai penganut Islam yang taat. Mereka bahkan mendirikan pusat-pusat Islam di dataran tinggi Fouta Djallon, kawasan utara Liberia, hingga menyebarkan Islam ke Ghana.
Selain Mandingo, suku Fullani pun membuat koloni Muslim di dataran tinggi Sjallon, dekat Liberia. Di sana mereka mengajarkan Alquran dan menyebarkan ajaran Islam. Berkat mereka, kerajaan-kerajaan Islam pun sempat berdiri di selatan Guinea dan bagian utara Liberia.
Sejarah panjang Islam ini mulai goyah ketika era kolonial muncul. Pada tahun 1822, Amerika Serikat (AS) memulangkan budak kulit hitam ke Liberia. Para budak inilah yang mendeklarasikan pendirian negara Liberia pada 1847. Disokong oleh kekuatan Amerika, para bekas budak ini memperluas kekuasaan mereka dengan mengalahkan suku-suku di Liberia, baik suku pagan maupun suku Mandingo Muslim. Hingga kemudian, mereka berhasil mendirikan Negara Liberia dengan gaya demokrasi AS. Agama Kristen pun ambil bagian dalam proses kemerdekaan tersebut. Bahkan, hingga tahun 1980, seluruh presiden Liberia merupakan seorang uskup. Tak mengherankan jika agama Kristen lebih mendominasi Liberia ketimbang Islam.
Sejak itu, kondisi Muslim Liberia terus terdesak. Barulah di era pemerintahan Presiden William Tubman (1941-1971) dibuat kebijakan baru untuk Muslim. Untuk pertama kalinya, Muslimin mendapat hak suara dalam pemilihan umum serta punya hak untuk menduduki jabatan di pemerintahan. Pada 1960, berdirilah Kongres Muslim Liberia. Kondisi Muslim di negeri ini pun berangsur baik.