Kamis 13 Oct 2016 21:18 WIB

In Picture: Raja Thailand Embuskan Napas Terakhir

.

Rep: Reuters, EPA/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Seorang warga menangis di depan rumah sakit tempat Raja Bhumibol Adulyadej dinyatakan meninggal. (FOTO : Reuters/Chaiwat Subprasom)

Seorang wanita Thailand menangis di Rumah Sakit Siriraj di mana Raja Bhumibol Adulyadej dirawat di Bangkok, Raja Bhumibol Adulyadej dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (13/10). (FOTO : AP/ Wason Wanichakorn)

Warga Bangkok berkumpul di depan rumah sakit tempat Raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok, Thailand, Kamis (13/10) (FOTO : Reuters/Jorge Silva)

Warga Bangkok berkumpul di depan rumah sakit tempat Raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok, Thailand, Kamis (13/10) (FOTO : EPA/Runrog Yongrit)

Seorang warga Bangkok membawa foto raja di depan rumah sakit tempat Raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok, Thailand, Kamis (13/10) (FOTO : Reuters/Damir Sagolj)

Warga Bangkok berkumpul di depan rumah sakit tempat raja Bhumibol Adulyadej di Bangkok, Thailand, Kamis (13/10) (FOTO : Reuters/Jorge Silva)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Raja Thailand Bhumibol Adulyajed (88 tahun) akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis, (13/10). Kepergian Bhumibol mengakhiri tujuh dekade kepemimpinannya sebagai raja. 

 Saat mendengar rajanya mangkat, banyak warga Thailand yang berlutut di jalan sebagai bentuk rasa duka. Beberapa orang terlihat diam bahkan menangis setelah mendengar berita menyedihkan itu. Istri Raja Bhumibol, Ratu Sirikit, juga menderita penyakit yang serius. 

Raja Bhumibol menjadi pemersatu dan bapak negara bagi Thailand. Ia telah sering dikudeta sejak naik takhta pada 1946 saat berusia 18 tahun. Selama ia memimpin kerajaan terjadi 20 kali kudeta. Terakhir saat junta militer mengudeta kerajaan pada Mei 2014. Namun, monarki tetap dibiarkan ada.

 Raja Bhumibol sukses melakukan negosiasi dengan para pemimpin militer berkali-kali untuk meletakkan demokrasi di Thailand. Meskipun akhirnya, dia menyerahkan Thailand kepada militer. Selama sakit, Raja Bhumibol telah diobati dokter karena di otaknya terdapat cairan. Ia juga menderita infeksi paru-paru. Kerajaan menyatakan kondisinya memang tak stabil akhir-akhir ini. n dyah ratna meta novia

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement