REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, semakin meragukan legitimasi Pemilu AS. Lewat Twitter ia berkata dan meyakini hasil Pemilu akan curang di banyak TPS.
Padahal beberapa jam sebelumnya calon wakil presiden atau calon pendamping dia, Mike Pence, memastikan Partai Republik akan menerima hasil Pemilu 8 November antara Trump melawan calon presiden dari Demokrat, Hillary Clinton.
"Pemilu jelas-jelas telah dicurangi oleh media yang tidak jujur dan bias mendukung Hillary Bajingan, tapi juga (dicurangi) di banyak bilik suara, SEDIH," cuit Trump di Twitter seperti dikutip dari Reuters, Senin (17/10).
"Pemilu telah dicurangi oleh media, lewat upaya terkoordinasi bersama kampanye Clinton, dengan mengabarkan kisah-kisah yang tidak pernah terjadi menjadi berita!", sambung Trump.
Pernyataannya ini membangkitkan keraguan dari pihak Republik maupun Demokrat, apakah Trump akan menerima kekalahan dari Hillary Clinton nanti.
Trump sudah menyatakan setelah debat calon presiden yang pertama September lalu bahwa dia pasti akan menerima hasil Pemilu. Namun beberapa hari kemudian dia malah berkata kepada New York Times bahwa "Kami akan melihat apa yang akan terjadi."
Dia juga mendesak para pendukungnya untuk mengawasi TPS-TPS demi mencegah pencurian suara yang oleh beberapa pakar disebut sebagai anjuran untuk mengintimidasi pemilih.