REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren peningkatan konsumerisme masyarakat Muslim global menjadi perhatian penting dalam perekonomian dunia. Untuk memanfaatkan hal itu, perlu ada peningkatan kualitas produk yang ditawarkan terutama dalam produk halal.
Hal ini karena generasi Muslim yang telah menghasilkan gairah ekonomi tersebut memiliki standar-standar yang perlu dipenuhi. "Bisnis halal harus memikirkan branding yang baik untuk bisa memikat banyak konsumen," ujar Wakil Presiden konsultan branding muslim Ogilvy Noor Shelina Janmohamed di Jakarta, Selasa (25/10).
Sebagai salah satu penggerak ekonomi terkuat di abad ke-21, gaya hidup Muslim telah menjangkau berbagai sektor mulai dari kuliner, perbankan, pariwisata, dan layanan kesehatan. Menurut Janmohamed, generasi muda Muslim masa kini yang ia sebut sebagai generasi M cenderung selektif dalam memilih produk yang akan dikonsumsi.
"Merek suatu produk harus terus dikembangkan hingga berkelas dunia. Label halal saja tidak cukup," ujar Janmohamed.
Ia mengatakan, pebisnis harus mampu memberikan kualitas yang dijanjikan kepada konsumen. Menurutnya, produk halal adalah produk yang berkaitan erat dengan produk berkualitas tinggi.
Ia mengaku, suatu produk akan ditolak konsumen jika memberikan janji tidak sesuai kenyataan. Ia menjelaskan, konsumen Muslim tidak ingin dieksploitasi hanya dengan tempelan logo halal. "Konsumen generasi M sangat peduli dengan kepercayaannya. Sertifikasi halal harus mampu memenuhi standar itu," ujarnya.
Generasi M aktif dalam bersosial media. Menurut Janmohamed, hal itu perlu dicermati karena ulasan generasi M atas sebuah produk bisa sangat berpengaruh.
"Sebuah produk yang berlabel halal namun tidak bisa memuaskan standar kualitas konsumen maka produk itu bisa dicap buruk dan tersebar ke banyak orang. Begitu juga sebaliknya, ketika produk Anda berkualitas baik, generasi M bahkan akan membantu memopulerkan produk itu," ujarnya.