REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Pertemuan para pejabat OPEC di Wina, Jumat (28/10) belum mencapai kata sepakat terkait rencana pengurangan produksi minyak mentah. Iran masih dalam keputusannya untuk tidak mengurangi produksi.
Dilansir dari Reuters, Pertemuan yang berlangsung selama 11 jam tersebut belum membuahkan kesepakatan. "Belum ada kesepakatan, semua sepakat atas pengurangan produksi kecuali Iran," kata sumber, Sabtu (29/10).
Padahal, bulan lalu Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak setuju untuk mengurangi produksi minyak mentah ke kisaran 32,50 juta menjadi 33 juta barel per hari, produksi pertama dipotong sejak 2008, untuk menopang harga.
Rencana ini terus digaungkan setelah ketegangan di Irak dan perang yang tak kunjung usai membuat harga minyak mentah terus melonjak. Pengurangan produksi menjadi salah satu sanksi bagi Irak atas konflik yang tak kunjung usai.
"Ini semakin rumit," kata seorang delegasi OPEC sebelum pertemuan dimulai pada hari Jumat. "Setiap hari ada masalah baru datang."
Namun, para pejabat OPEC lainnya termasuk Sekretaris Jenderal Mohammed Barkindo mengatakan mereka optimis kesepakatan akhir akan tercapai.
"Musyawarah kami hari ini, dan besok dengan beberapa produsen non-OPEC, bisa sangat baik memiliki konsekuensi yang mendasar bagi pasar, serta untuk jangka menengah sampai jangka panjang industri," kata Barkindo
Irak, produsen terbesar kedua OPEC, mengatakan pekan ini bahwa ia tidak akan memangkas produksi dan harus dibebaskan dari pembatasan karena kebutuhan dana untuk melanjutkan perang.