REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Parlemen Lebanon memilih mantan komandan militer Michel Aoun sebagai presiden pada Senin (31/10). Pemilihan ini mengakhiri 29 bulan vakumnya posisi kepresidenan.
Aoun yang saat ini berusia 80-an tahun mendapatkan posisi presiden setelah memenangkan dukungan 83 suara. Jumlah ini di atas absolut mayoritas yang sebenarnya hanya diperlukan 65 suara.
Kembang api menyala diseluruh Beirut untuk merayakan kemenangan Aoun. Ia pun tampak menyunggingkan senyumnya dari kursi parlemen.
Kepresidenan Lebanon dipilih untuk Maronite Christian dalam sistem berbagi kekuasaan sektarian negara. Posisi Perdana Menteri dipegang oleh pemimpin Muslim Sunni Saad al-Hariri.
Keputusan Hariri untuk mendukung Aoun pun menjadi konsesi politik utama untuk mengurangi peran Arab Saudi di Lebanon. Selama tidak ada presiden, Arab Saudi telah mendukung Hariri dan pendukungnya, dilansir dari Reuters.