Rabu 09 Nov 2016 01:34 WIB

Trump Usir Anak Penderita Celebral Palsy dari Arena Kampanye

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Budi Raharjo
Donald Trump
Foto: REUTERS/Mike Segar
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Meski masih berusia 12 tahun, JJ Holmes mengaku merasa tertarik dengan pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2016. Selama beberapa bulan, JJ yang menderita celebral palsy ini menghabiskan waktu di rumahnya, di Longwood, Florida, untuk mencari tahu tentang Donald Trump melalui iPad yang ia tekan dengan hidungnya.

Ibunya, Alison Holmes, mengatakan JJ memohon agar ia bisa menghadiri kampanye Trump. JJ sangat ingin melihat Trump secara langsung setelah Trump menghina seorang jurnalis difabel tahun lalu. "Saya ingin pergi karena Donald Trump mengolok-olok difabel," ujar JJ, dalam sebuah video yang diunggahnya, Senin (7/11), seperti dilaporkan Washington Post.

Pada Sabtu (5/11) lalu, keinginan JJ terkabul. Ibunya setuju membawa JJ ke kampanye Trump di Tampa. Sabtu dini hari, Holmes membangunkan anaknya dan bertanya apakah JJ masih ingin pergi ke kampanye Trump. Holmes mengingatkan, JJ harus bangun pukul 03.00 pagi dan melakukan dua jam perjalanan dari Longwood ke Tampa.

Holmes menuturkan, JJ memiliki program suara "Dump Trump" dan "Trump mocks the disabled" di perangkat komputernya. Saat mereka ada di dalam kampanye, JJ menekan tombol program suara itu hingga terdengar oleh Trump. "Suaranya tidak besar. Trump tertawa saat para pendukungnya berusaha meredam JJ," ujar Holmes.

Namun kemudian kampanye menjadi gaduh. Trump terlihat berbicara di luar panggung. "Oh ternyata ada pendukung Hillary Clinton di sini. Apakah mereka membayarmu 1.500 dolar AS? Bawa dia keluar," ujar Trump.

Setelah itu, tambah Holmes, pendukung Trump mulai mendorong-dorong kursi roda anaknya. Mereka mengolok-olok Holmes dan JJ hingga keluar arena kampanye. "Saya pikir kami hanya dipersilakan keluar. Saya tidak berpikir mereka akan mendorong-dorong kursi roda anak saya," ungkap Holmes.

Beberapa orang mengkritik Holmes yang telah membawa anaknya ke kampanye Trump. Namun Holmes bersikeras itu semua adalah keinginan dari JJ sendiri.

Di luar arena kampanye, JJ berharap ia dapat bertemu dengan Presiden Obama dan mengadukan hal tak menyenangkan yang ia alami. Keinginan JJ didengar oleh sekretaris pers Florida, Valentina Pereda, yang bekerja sebagai tim kampanye Hillary Clinton.

Pereda menghubungi Holmes dan mengundang JJ untuk bertemu Obama yang saat itu sedang berkampanye untuk Clinton di Kissimmee, Florida. JJ akhirnya bertemu Obama dan berjabat tangan. "Ia ingin memastikan Obama memilih Hillary Clinton," ujar Holmes.

JJ mengatakan ia sangat senang bertemu dengan Obama. Di sisi lain, meski diusir dari arena kampanye, ia juga senang bisa hadir dalam kampanye Trump di Tampa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement