REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Mentri BUMN Rini Soemarno menegaskan tahun depan BUMN tak akan meminta suntikan modal atau Penyertaan Modal Negara (PNM). Dia mengaku dalam dua tahun terakhir, BUMN memang meminta PNM. Menurutnya hal itu dilakukan guna mendorong dan memberikan kontribusi besar kepada APBN.
“2017 kita tidak lagi meminta PNM, kita katakan, kita ingin memperkuat diri kita untuk bisa berkembang, bisa mencetak keuntungan tanpa meminta PNM kembali,” tutur Rini Soemarno usai meresmikan Rumah Kreatif Solo pada Ahad (11/12).
Hal tersebut diungkapkan Rini sekaligus menjawap pernyataan yang sebelumnya di lontarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah seminar di Bali beberapa waktu lalu. Saat itu, Sri Mulyani menginginkan BUMN agar lebih sensitif terhadap kerugian yang dialami perusahaan sehingga tidak melulu mengandalkan PMN.
Sementara itu diakuinya, selama dua tahun terakhir BUMN menerima PNM sebesar Rp 40 triliun per tahunnya. Kendati demikian kata dia, BUMN memperlihatkan kontribusi besar terhadap APBN. “Tapi kalau dilihat dua tahun kontribusi kepada APBN lebih dari Rp 200 triliun (per tahun), jadi kita hanya mengambil sebagian saja,” tuturnya.
Mantan Mentri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong ini pun yakin BUMN dapat tetap eksis dan menghasilkan keuntungan meski tanpa meminta suntikan modal. “Tapi satu yang saya harapkan, agar bisa membentuk holdingisasi per sektor, agar perusahaan-perusahaan yang membutuhkan modal itu bisa terbantu oleh perusahaan sejenis,” tuturnya.