Rabu 21 Dec 2016 09:17 WIB

Harbolnas Catat Nilai Transaksi Hingga Rp 3,3 Triliun

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga memilih barang menggunakan web aplikasi belanja online di Jakarta, Rabu (25/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga memilih barang menggunakan web aplikasi belanja online di Jakarta, Rabu (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari belanja online nasional (Harbolnas) tahun ini diperkirakan mencapai nilai total transaksi hingga Rp 3,3 triliun. Temuan lembaga riset PT The Nielsen Indonesia, menegaskan beberapa perilaku dan faktor partisipasi tinggi dari masyarakat Indonesia dalam Harbolnas 2016 dan juga belanja online.

Menurut Direktur PT The Nielsen Indonesia, Rusdy Sumantri, Harbolnas 2016 mampu menarik online shopper dari kalangan kelas menengah dan bawah, serta kalangan online shopaholics. Tahun ini penjualan mengalami kenaikan sekitar Rp 1,2 triliun menjadi Rp 3,3 triliun setiap harinya.

Hal utama yang mempengaruhi online shopper untuk berbelanja adalah diskon besar yang diberikan (90 persen) dan gratis ongkos kirim (41 persen). Ini juga berkaitan dengan meningkatnya jumlah pengguna internet dan online shopper di Indonesia.

"Kebanyakan online shopper sudah merencanakan untuk berbelanja di Harbolnas. Di Harbolnas 2016, transaksi tertinggi terjadi pada kategori fashion (68 persen), diikuti oleh teknologi/gadget (44 persen), yang juga mengalami kenaikan dibandingkan Harbolnas 2015," kata dia.

Country General Manager ShopBack Indonesia, Indra Yonathan, mengatakan, hampir semua konsumen belanja online yang disurvei (98,40 persen) mengatakan mereka akan berbelanja kembali di Harbolnas tahun depan agar dapat menikmati beragam promo menarik yang ditawarkan oleh para pelaku e-Commerce. Sebanyak 46,6 persen konsumen juga berharap waktu pelaksanaan Harbolnas di tahun depan dapat diperpanjang lagi.

"Ini bermakna konsumen tetap menyambut positif dan memiliki minat yang tinggi terhadap penyelenggaraan Harbolnas sebagai kegiatan tahunan,” ucapnya.

Kendati demikian, diharapkan pelaku e-Commerce bisa menyikapi dengan bijak beberapa sorotan konsumen terhadap aspek-aspek kritikal seperti tidak sesuainya promo yang dijanjikan dengan realitas implementasinya (49,80 persen), promo yang ditawarkan terlalu rumit penjelasannya (33,9 persen), serta masih kurang lengkapnya informasi yang disediakan (6,4 persen).

"Masukan konsumen ini tentunya sangat berguna bagi pelaku e-Commerce untuk peningkatan kepuasan pelanggan di Harbolnas mendatang atau promo-promo lainnya akan mereka selenggarakan, sekaligus sebagai landasan untuk kian memperkuat reputasi dan kredibilitas industri e-Commerce di mata konsumen Indonesia,” tambah Indra.

Dengan kesuksesan Harbolnas 2016, diharapkan tujuan untuk memberikan pengaruh positif dan kontribusi yang baik bagi para pelaku industri ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya untuk brand lokal dan UKM bisa tercapai, agar industri e-Commerce di Indonesia semakin besar lagi, dan kesadaran masyarakat akan keamanan dan kenyamanan berbelanja online semakin meningkat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement