REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap desain uang rupiah yang baru lebih bagus dibandingkan dengan desain mata uang lainnya di seluruh dunia, termasuk di negara-negara maju.
"Kalau yuan (mata uang China) warnanya agak abu-abu saja. Dolar (dolar AS) warnanya ya itu-itu saja, hitam-abu-abu. Kalau kita (rupiah) kaya warna. Ada hijau, kuning, biru," katanya di Kantor Wapres di kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (23/12).
Oleh sebab itu, dia sangat tidak setuju dengan tanggapan sebagian masyarakat yang menyamakan uang rupiah desain baru dengan uang negara lain, termasuk Cina.
"Kalau kita malah bagus. Karya asli. Boleh beda-beda modelnya (setiap pecahan). Ada foto pahlawan nasional, juga ada garis pengamannya. Anda tidak lihat gambarnya di dalam garis pengaman itu," ujarnya di depan sejumlah awak media nasional.
Soal gambar pahlawan pada uang kertas dan logam, lanjut Kalla, memang dibuat bergiliran karena jumlah pahlawan nasional banyak. "Dulu (Jenderal) Sudirman (pahlawan nasional). Yang sekarang lain lagi. Jadi bergilir pahlawan-pahlawan itu. Kemungkinan (pahlawan) daerah yang belum ada. Tunggulah lima tahun lagi," katanya.
Bank Indonesia mengeluarkan satu seri uang rupiah tahun emisi 2016, Senin (19/12), yang terdiri dari tujuh pecahan uang rupiah kertas dan empat pecahan uang rupiah logam dengan gambar pahlawan yang berbeda dari yang sebelumnya.
Pada pecahan uang kertas Rp 100.000 masih mencantumkan foto Proklamator Soekarno dan Mohammad Hatta. Untuk pecahan uang kertas Rp 50.000 bergambar Djuanda Kartawidjaja.
Gambar Gubernur pertama Sulawesi Utara Sam Ratulangi terdapat pada pecahan uang kertas Rp 20.000, Frans Kaisiepo pada pecahan uang kertas Rp 10.000 dan, mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Idham Chalid pada pecahan uang kertas Rp 5.000.
Selain itu sosok Mohammad Hoesni Thamrin muncul pada pecahan uang kertas Rp2.000 dan pahlawan dari Aceh Cut Meutia pada pecahan uang kertas Rp 1.000. Kemudian pahlawan dari Bali I Gusti Ketut Pudja pada pecahan uang logam Rp 1.000, Letjen TNI TB Simatupang pada pecahan uang logam Rp 500. Tjipto Mangunkusumo pada pecahan uang logam Rp200, dan Herman Johannes pada pecahan uang logam Rp 100.