REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Gardjita Budi mengungkapkan bahwa energi bangsa terlalu banyak tersita bagi perdebatan soal masalah menyangkut cabai seperti harga dan distribusinya. Ia optimistis harga cabai rawit merah akan mengalami penurunan dalam beberapa bulan ke depan.
Ia mengatakan fluktuatifnya harga cabai sudah menjadi fenomena setiap tahun. Menurutnya, faktor cuaca memang selalu menjadi penyebab sulitnya panen cabai. Alhasil dengan kesulitan panen maka stok pun langa hingga berujung tingginya harga.
"Musim tertentu harga bisa tinggi atau anjlok. Saat ini harganya tinggi,tapi bukan tidak mungkin di bulan ke depan bisa turun. Energi untuk debat cabai ini terlaku habis disana, tapi ini bukan berarti tidak penting loh, cuma energi kita terlalu terkuras ke sana," katanya pada wartawan dalam kunjungannya, Selasa (10/1).
Ia mengakui dalam periode tertentu, produksi cabai kadang mengalami kenaikan hingga harganya turun. Di sisi lain, ada periode dimana panen cabai sulit sampai menyebabkan harganya naik. Sehingga dengan begitu, pihak BKP menawarkan solusi agar titik produksi cabai menuju pemerataan dalam setahun.
"Kementan tanggungjawab dalam titik tertentu dekati produksi supaya jumlahnya merata. Memang biasanya ada kecenderungan produksi tinggi atau turun, justru kami berusaha dekati gimana supaya merata. Dan bagaimana kami lakukan ini di kala musim hujan, ini tantangan," ujarnya.
Ke depannya, ia meyakini harga cabai rawit merah akan berangsur normal meski perlu waktu. Sebab, ia menyebut sejumlah daerah penghasil cabai siap panen.
"Daerah lain diprediksi siap panen, saya haqul yakin beberapa bulan siap panen lagi," tegasnya.