REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Pemerintah Mesir telah membuat kejutan besar pada seluruh rakyatnya karena memasukkan salah satu atlet paling terkenal di negara itu dalam daftar teroris. Mantan pesepak bola, Mohammed Aboutrika yang mendapat julukan ‘Zidane dari Mesir’ dimasukkan dalam daftar orang-orang tang terlibat terorisme karena diduga memiliki hubungan dengan organisasi Ikhwanul Muslimin.
Dilansir dari Marca, fan sepak bola di negara itu mengaku syok dan menyebut pemerintah tidak adil dengan menempatkan mantan gelandang tim nasional Mesir dalam dafar teroris. Padahal, Aboutrika sudah membela tim nasional Mesir selama lebih dari satu dekade. Dia juga dianggap menjadi salah satu atlet paling terkenal di eranya.
Aboutrika sendiri membantah mendukung Ikhwanul Muslimin. Pria 38 tahun dinilai memberikan dukungan dalam kampanye mantan presiden terpilih pada 2012 lalu. Kemudian, seluruh aset Aboutrika dibekukan komite yang dibentuk untuk merebut dan mengelola properti dan dana Ikhwanul Muslimin.
Aboutrika diduga memeras sebuah lembaga penghargaan lokal dan internasional. Di luar mantan klubnya, Al Ahly, di kawasan mewah Kairo dekat Zemalak, penggemar menyuarakan ketidakpercayaannya. “Ini sebuah ketidakadilan. Apakah ini yang Aboutrika layak dapatkan setelah segala sesuatu yang dia lakukan untuk negara ini? Untuk semua hal yang dia alami sekarang? Padahal, popularitasnya lebih tinggi dibandingkan presiden,” tutur Yosry Abdel Hamid, 62 tahun dikutip dari Marca, Kamis (19/1).
Aboutrika dinilai sebagai tokoh olahraga paling menonjol di dunia Arab dan di negara terpadat ini, di mana sepak bola menjadi hobi nasional mampu membuat tenang suasana Kairo saat pertandingan-pertandingan besar. Mesir sendiri telah menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris dan memenjarakan ribuan pendukungnya sejak rezim militer mengkudeta mantan presiden Mohamed Mursi dari jabatannya menyusul protes massa terhadap pemerintahannya.
Mesir sendiri tengah menghadapi pemberontakan yang semakin meningkat di wilayah Utara Sinai, di mana kelompok militan di negara itu menyatakan kesetiaannya pada negara Islam. Kairo dan kota kota lain di wilayah Mesir juga telah mengalami serangan. Menurut Harian Al-Ahram, dengan masuknya nama Aboutrika dalam daftar teroris oleh pemerintah Mesir, mantan gelandang tim nasional Mesir tersebut akan dilarang melakukan perjalanan dan mendapat pengawasan selama tiga tahun.
Selain nama Aboutrika, pemerintah Mesir sudah memasukan sedikitnya 1.500 nama dalam daftar teroris. “Saya terkejut ketika menyalakan TV dan melihat berita soal itu, anak-anak saya merasa hancur,” tutur Mona Mohamed, seorang karyawan Ahly Sporting Club soal kabar Aboutrika.
Saat ini, Aboutrika masih berada di Gabon untuk menjadi komentator sepak bola pada Piala Afrika. Pengacaranya, Mohamed Osman enggan menjelaskan kapan kliennya kembali dari Gabon. Namun, Osman menegaskan dia akan mengajukan banding atas keputusan pengadilan pidana di Kairo.