Sabtu 11 Jan 2014 20:40 WIB

Ketika Olahraga Bercampur Politik

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Didi Purwadi
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un (kiri), bersama mantan bintang NBA, Dennis Rodman, menonton laga eksibisi basket di Pyongyang, Korea Utara, pada 28 Februari.
Foto: Reuters
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un (kiri), bersama mantan bintang NBA, Dennis Rodman, menonton laga eksibisi basket di Pyongyang, Korea Utara, pada 28 Februari.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Charles D. Smith mengaku menyesal telah mengiyakan tawaran rekannya untuk bermain di Pyongyang pada awal pekan ini. Mantan bintang NBA itu kesal karena laga eksebisi melawan tim basket nasional Korea Utara (Korut) itu dipenuhi unsur politik.

Smith adalah salah satu dari rombongan tujuh mantan bintang NBA pimpinan Dennis Rodman yang diundang oleh pemimpin Korut, Kim Jong Un. Panitia mengatakan Kim akan hadir langsung dalam laga eksebisi untuk memberi pengalaman bertanding kepada timnas Korut tersebut.

"Apa yang kami lakukan adalah hal yang positif. Tapi, itu semua dikerdilkan oleh situasi yang mengiringinya," kata Smith seperti dilansir kantor berita AP.

Ketika menjalani laga, Smith mengaku terkejut dengan adanya perayaan ulang tahun Kim yang sarat dengan aroma politis. Hari itu dipercaya sebagai ulang tahun ke-31 pemimpin paling misterius sejagat tersebut.

"Ternyata pesan kami tidak tersampaikan dengan baik karena adanya suatu kondisi yang jauh lebih besar dari kami. Saya pikir itu semua berhubungan dengan politik dan pemerintahan," ungkap mantan penggawa New York Knicks ini.

Akibat hubungan bilateral Amerika Serikat dan Korut yang tak akur, laga eksebisi Rodman memang tergolong kontroversial. Komisioner NBA, David Stern, mengakui olahraga merupakan salah satu media dalam menjembatani perbedaan kultur.

"Namun, NBA tidak terlibat, berpartisipasi, atau mendukung laga Rodman di Korut tanpa persetujuan dari Departemen Luar Negeri," tegasnya.

Yang membuat Smith semakin geram adalah perilaku Rodman selama memimpin rombongan di Korut. Rodman yang mengklaim bersahabat baik dengan Kim itu melontarkan pernyataan kontroversial dalam wawancara satelit bersama CNN.

Rodman berkeras bahwa laga eksebisi merupakan satu upaya untuk merekatkan hubungan antara AS dan Korut.

Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, menanggapi dingin pernyataan Rodman. Ia menjelaskan pihaknya memberi izin kepada rombongan Rodman dengan pertimbangan sebagai kunjungan privat.

Ia menyatakan pihaknya tak akan memberi izin untuk kunjungan berikutnya jika terdapat unsur-unsur politis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement