REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ASEAN Basketball League (ABL) telah memasuki musim ke-5. Terdapat banyak perbedaan dan perbaikan di tiap musimnya.
Ridi Djajakusuma selaku Chief Operating Officer ABL mengatakan, perbedaan yang paling terlihat adalah suasana kompetisi yang makin kompetitif.
"Hal itu terlihat dari juara di tiap musim yang selalu berbeda," kata Ridi Djajakusuma saat berbincang dengan wartawan akhir pekan kemarin.
Musim pertama ABL menempatkan Philippine Patriors sebagai juara. Selanjutnya musim kedua dijuarai Chang Thailand Slammers, yang dilanjutkan Indonesia Warriors (tahun ke-3) dan San Miguel Beermen (Filipina) sebagai juara musim ke-4.
"Setiap tim sama kuat dan bisa saling mengalahkan. Artinya, tidak ada tim yang superior," kata Ridi.
Semua itu, jelas Ridi, tidak lepas dari kegigihan tim dalam menempa pemain untuk bisa saling berkompetisi di satu-satunya liga bola basket kawasan Asia Tenggara ini. Termasuk asosiasi bola basket di masing-masing negara, jelas Ridi, juga memiliki peranan yang besar.
Untuk itu ia mengimbau asosiasi bola basket dari masing-masing negara mendukung sepenuhnya tim yang berlaga di ABL.
"Thailand misalnya. Asosiasi negaranya menyiapkan budget khusus untuk tim mereka di ABL. Dan hasilnya, mereka berhasil meraih perak di Sea Games. Jadi ABL juga penting untuk timnas basket masing-masing negara untuk banyak belajar," sebut Ridi.