REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Buntut dari insiden pertandingan ganda putri, Selasa (31/7) malam tadi, cukup panjang.
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menggelar sidang mendadak dengan memanggil tim-tim yang terkait insiden, termasuk pasangan Indonesia Greysia Polii/Meiliana Jauhari, dan mendengarkan kesaksian dari masing-masing pihak, Rabu (1/8).
Manajer Tim Indonesia, Ricky Subagja, menyesalkan kejadian ini sekaligus menilai jadwal pertandingan yang kurang tepat yang menjadi kunci permasalahan yang timbul. Dapat dikatakan sistem pertandingan yang baru ini (di mana ada babak group stage) masih terdapat kekurangan. Sistemnya ada yang salah.
“Pertandingan terakhir dengan empat tim yang mempunyai peluang yang sama tidak dijalankan dengan waktu bersamaan, sehingga terdapat celah bagi pemain-pemain untuk bermain aman. Pemenang dari grup lain sudah dapat diketahui dengan mudah," ujar Ricky lewat siaran pers.
Peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 ini mengatakan, BWF seharusnya dapat melihat/belajar dari sistem kompetisi group yang sudah berjalan dengan baik, seperti kompetisi di sepak bola.
Dengan jadwal yang kurang tepat tersebut, ujar Ricky, pemain bisa menentukan calon lawan di babak berikutnya. "Ini adalah salah satu strategi pemenangan," ujarnya.
Mengenai protes yang juga dilayangkan oleh pasangan Indonesia di sela-sela pertandingan, Ricky mengatakan karena mereka juga ingin bermain aman.
Hanya saja ketika pasangan Indonesia sudah menunjukkan perjuangannya melawan Korea dan melakukan kesalahan-kesalahan, mereka dituduh Korea sengaja melakukannya. "Sebaliknya juga begitu. Jadi, sama-sama nggak percaya dan saling menjatuhkan," tuntas Ricky.