Selasa 07 Aug 2012 20:51 WIB

Delapan Pebulutangkis yang Didiskualifikasi Disarankan Lapor CAS

Pebulutangkis Putri Cina, Yu Yang (kiri) bersama pasangan ganda putri Wang Xiaoli (kanan) didiskualifikasi dari Olimpiade London 2012, karena dinilai bermain tidak serius dalam babak penyisihan grup.
Pebulutangkis Putri Cina, Yu Yang (kiri) bersama pasangan ganda putri Wang Xiaoli (kanan) didiskualifikasi dari Olimpiade London 2012, karena dinilai bermain tidak serius dalam babak penyisihan grup.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Delapan atlet bulu tangkis yang didepak dari Olimpiade London 2012 pekan lalu, dapat membawa kasus mereka ke Court of Arbitration for Sport (CAS). Hal itu dikatakan Matthieu Reeb, salah satu petinggi di pengadilan tinggi olahraga, Senin (6/8) kemarin.

Ganda putri Cina, Indonesia dan dua ganda Korea Selatan didiskualifikasi dari Olimpiade London 2012. Mereka dinilai 'main sabun' karena bermain tidak serius demi mendapatkan lawan yang ringan di babak selanjutnya.

Ganda putri Yu Yang/Wang Xiaoli menerima keputusan diskualifikasi yang dikeluarkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (WBF). Sementara usaha Indonesia dan Korea Selatan untuk naik banding ditolak WBF.

"Karena sanksi itu, yang kelihatannya amat berat bagi atlet yang bertanding di Olimpiade itu, saya memperhitungkan mereka dapat mencoba berhubungan dengan CAS," kata Matthieu Reeb kepada Reuters.

"Karena prosedurnya begitu cepat, maka amat penting bagi mereka untuk melakukan itu agar mendapatkan jawaban resmi sebelum mereka meninggalkan London," katanya.

Para atlet itu tidak memanfaatkan dewan pengadilan ad hoc CAS di London selama Olimpiade berlangsung, yang seharusnya dapat dijawab 24 jam setelah mereka melancarkan banding. Sebegitu jauh, CAS sudah mendengar sembilan kasus di London, semua menyangkut persaratan dan seleksi atlet.

"Tidak ada banding (di bulu tangkis), karena saya yakin mereka tidak mendapat petunjuk dari komite Olimpiade nasional agar mereka mendatangi CAS sebagai prosedur publik," katanya.

"Tapi saya kira ini isu amat menarik bagi kami, karena ini melibatkan masalah yang tidak melanggar aturan, tetapi lebih menyangkut sportifitas dan moral bertanding atlet," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement