REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Sirkuit Internasional Chang di Buriram, Thailand akhir pekan lalu menjadi tuan rumah ketiga untuk ajang World Superbike. Managing Director Chang, Tanaisiri Chanvitayarom mengungkapkan mereka tengah bernegosiasi untuk menjadi tuan rumah MotoGP karena tak ada kepastian sirkuit baru akan dikembangkan di Indonesia dan India. Cina juga selama bertahun-tahun tak lagi tertarik menggelar ajang balap kelas primer ini.
Dorna sempat melihat peluang pengembangan Chang atau Buriram United International Circuit sekitar 400 kilometer di timur laut Bangkok. Sejak menjadi salah satu tempat menghelat World Superbike pada 2015, antusiasme penggemar di Thailand semakin tinggi. Thailand juga salah satu negara dengan pasar pertumbuhan motor terbesar di dunia.
Kontrak sirkuit MotoGP yang baru akan ditandatangani pertengahan 2017. Thailand bertekad menjadi tujuan MotoGP ketiga di Asia, setelah Sepang (Malaysia) dan Motegi (Jepang). ROLers, berikut petikan wawancara dengan Chanvitayarom, dilansir dari Speedweek, Rabu (15/3).
Kontrak tiga tahun sebagai tuan rumah World Superbike berakhir, Anda akan memperpanjang dua tahun lagi atau berencana mengambil peluang lain di MotoGP?
Tentu saja kami membidik MotoGP karena sejak tahun lalu itu lah rencana kami. Itu juga yang menjadi alasan mengapa kami menambah jalan untuk homologasi semua seri balapan.
Untuk menjadikan standar sirkuit MotoGP, kami membutuhkan dukungan dari pemerintah karena biayanya tinggi. Dana dari sponsor saja tak cukup. Mengingat Thailand dan Buriram sangat kuat dengan pariwisatanya, sehingga pengembangan sirkuit MotoGP di sini pastinya semakin menguatkan ekonomi masyarakat lokal.
Kita berbeda dari negara lain yang menjadi tuan rumah MotoGP. Kita perlu banyak dukungan. Lihat saja, sejak World Superbike digelar di sini, pemerintah bisa melihat ajang ini membawa lebih banyak wisatawan. Ini meningkatkan peluang bisnis.
Apakah hal ini sudah dikomunikasikan dengan pemerintah?
Belum, namun pada akhirnya saya yakin pemerintah akan menyetujui semuanya. Kementerian Olah Raga dan Pariwisata sudah menyetujui konsepnya. Semua kini tergantung kepala pemerintahan berikutnya.
Apa yang membuat Anda berpikir Thailand bisa menjadi sirkuit baru MotoGP di Asia, bukan negara lainnya?
Saya tak mengatakan Thailand itu lebih baik. Saya tidak tahu perjanjian antara Dorna dengan sirkuit negara lainnya. Dalam diskusi kami dengan Dorna, Thailand adalah pasar baru yang besar. Kami sudah punya basis penonton tinggi untuk Superbike. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan jumlah penonton meningkat hingga 300 persen. Penggemar Valentino Rossi dan Marc Marquez, juga pembalap terkenal lainnya di Thailand banyak.
Apakah MotoGP di Thailand nanti akan lebih populer dibanding World Superbike Championship?
Asumsi saya begitu. Saat 2015, orang-orang yang datang menonton pada awalnya kebanyakan bukan penggemar Superbike. Mereka hanya ingin menonton. Pada tahun kedua, kami mengamati kebahagiaan dan kekecewaan mereka saat menyaksikan ajang ini. Ini membuktikan mereka tahu lebih banyak tentang pembalap. Thailand saat ini bahwa memiliki klub penggemar yang besar untuk pebalap Kawasaki, Nicky Hayden, juga Yamaha.
Berapa harga tiket Superbike di sini?
Tiket untuk tribun utama 1.500 baht, sementara tribun sekunder itu 300 baht. Saat ini harganya sekitar 40 dan delapan euro.
Kami juga bekerja sama dengan sponsor. Pelanggan dari Chang Beer, Yamaha, dan Honda mendapatkan diskon misalnya 25 persen per tiket tribun. Perusahaan-perusahaan ini menggunakan tiket kami untuk promosi.
Bagaimana dengan kapasitas penonton?
Untuk tribun utama itu bisa 12 ribu penonton, sedangkan tribun sekunder mencapai 22 ribu penonton. Masih ada juga sekitar 1.400 kursi untuk VIP.