Rabu 17 Feb 2016 02:15 WIB

Rio Haryanto: Saya Sendirian

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bilal Ramadhan
Pebalap Indonesia Rio Haryanto memberikan keterangan pers di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (27/1).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pebalap Indonesia Rio Haryanto memberikan keterangan pers di kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pebalap Rio Haryanto tak ingin kecewa dengan kegagalan pemerintah merealisasikan janji adanya dana kontan untuknya agar bisa melaju ke Formula One (F-1) musim tahun ini.

Laki-laki 23 tahun itu mengatakan, masih ada waktu dan cara lain agar persoalan pembiayaan itu tak menjadi kendala yang membatalkan niatnya membawa bendera Indonesia ke balapan paling bergengsi di dunia itu.

Salah satu sumber pendanaan yang dia harapkan, yaitu dengan hadirnya sejumlah pengusaha-pengusaha Indonesia untuk bisa mendukungnya.

"Saya tidak kecewa (dengan pemerintah). Tapi kalau ada yang ingin membantu, saya sangat berterima kasih. Dan semoga itu tulus," ujar Rio usai bertandang ke kediaman salah satu pengusaha Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno, Jakarta, Selasa (16/2).

Rio mengatakan, saat ini pencarian pembiayaan agar dirinya bisa tampil di F-1 dilakukan dengan menggunakan tangan sendiri. Langkah itu, sejak awal memang sudah dia lakukan. Yaitu dengan adanya persiapan menejemen Kiky Sport untuk merogoh kocek pribadi senilai 1 juta euro, atau sekitar Rp 15 miliar.

Akan tetapi jumlah itu tentu tak cukup. Rio diharuskan membayar 15 juta euro atau sekitar Rp 225 miliar kepada Manor Grand Prix Racing Ltd, selaku tim balapan yang bakal membawanya ke F-1. Pembayaran itu, dijelaskan dia dilakukan dengan cara dicicil sebanyak enam kali.

Pembayaran awal, senilai 3 juta euro (Rp 45 miliar) sudah lunas pekan lalu meski harus molor sejak awal Februari lalu. Awalnya, dikatakan dia, pemerintah sudah memberikan janji jaminan soal pembiayaan itu. Yaitu berupa komitmen Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk memberikan dana kontan senilai Rp 100 miliar.

Selain itu, PT. Pertamina juga punya komitmen serupa dengan memberikan jaminan 5 juta euro (sekitar Rp 78) miliar. Namun, Rio mengakui pendanaan dari Kemenpora itu sulit direalisasikan.

"Semua orang tahu, awalnya kita sempat dijamin (pemerintah). Tapi untuk merealisasikannya cukup perlu waktu dan tidak mudah," sambung dia.

Sementara dari Pertamina, pun kata dia, belum ada realisasinya. "Saat ini, saya berjuang sendiri untuk mencari (pembiayaan) itu," ujar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement