REPUBLIKA.CO.ID, ARAGON -- Valentino Rossi yang kini berusia 38 tahun menjadi satu-satunya legenda MotoGP tereksis yang pernah ada. Pembalap-pembalap yang bertarung melawannya saat ini sesungguhnya lebih tepat disebut suksesornya.
Rossi masih mampu bersaing dengan pembalap-pembalap yang lebih muda, seperti Maverick Vinales yang berusia 22 tahun, Marc Marquez 24 tahun, dan Andrea Dovizioso 31 tahun.
Pembalap LCR Honda, Cal Crutchlow mengatakan dirinya tak mungkin bisa seperti Rossi mengingat sakit secara fisik semakin terasa, motivasi semakin berkurang, dan kecepatan kian pelan.
"Selama bertahun-tahun, Rossi tidak melambat sama sekali, melainkan lawang-lawannya yang kian cepat. Dia masih tetap sama. Dia dengan saya secara fisik berbeda. Dia lebih santai dari saya. Sejujurnya, saya tidak bisa membayangkan tetap berada di sini pada usia ke-38," kata Crutchlow, dilansir dari Speedweek, Senin (17/9).
Rossi dan Yamaha terikat kuat. Yamaha akan tetap memperpanjang kontraknya jika the Doctor tetap kompetitif seperti saat ini.
"Kini semakin banyak pembalap melengkapi latihannya dengan mengikuti dirt track, motorcross, dan Supermoto. Semua ini sesungguhnya mengikuti gaya Rossi. Menghabiskan banyak waktu di atas motor adalah kunci olah raga MotoGP ini," kata Bradley Smith dari KTM.
Rookie MotoGP, Johann Zarco percaya bahwa kesuksesan Rossi juga terkait dengan kemampuannya dan Yamaha M1. Rossi konsisten cepat karena dia santai dengan motornya, bahkan di lintasan sesulit Silverstone.
"Kami harus mengemudikan motor hati-hati di setiap sudut dan mengendalikan motor supaya tak melaju terlampau cepat. Putaran demi putaran, kami semakin lelah. Dia (Rossi) adalah pembalap yang paling bisa mengendalikan motornya dengan sempurna. Saya sendiri terus berusaha menyesuaikan tubuh dengan motor, dan saya masih butuh waktu untuk mengerti semuanya," katanya.