REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juniarto Suhardinata semringah sepanjang awal pekan ini. Satu-satunya wasit bulu tangkis internasional dari Indonesia itu akhirnya bisa berharap memiliki penerus.
Dengan antusias, ia turut mengawasi ujian wasit nasional yang digelar PP PBSI pada 26 hingga 29 Januari lalu itu. Juniarto mengatakan wasit di tingkat internasional akan turut mengharumkan nama Merah Putih. Karena itu, menjelang masa pensiunnya, Juniarto berharap ada regenerasi pada sistem perwasitan nasional.
"Indonesia akan lebih disegani lagi kalau punya referee yang mumpuni," kata dia seperti dilansir laman resmi PP PBSI.
Saat ini, Juniarto merupakan satu-satunya wasit asal Indonesia yang berstatus certified referee dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Pria yang telah berkarier sejak 1991 itu kini memasuki masa pensiun terhitung pada 31 Desember 2014. Karena itu, PBSI merasa perlu meningkatkan kompetensi wasit nasional agar mampu mengikuti jejak Juniarto.
Kepala Bidang Pengembangan PP PBSI, Basri Yusuf, mengatakan melaksanakan program pengembangan wasit di Indonesia bukanlah perkara mudah. Salah satu kendala yang paling sering ditemui adalah minimnya kemampuan bahasa Inggris.
Selain itu, jumlah wasit, khususnya di luar DKI Jakarta, juga masih sangat minim. "Tak jarang di tiap provinsi hanya ada satu wakil saja," paparnya.
Melalui ujian referee nasional 2014, PBSI menargetkan meningkatkan jumlah wasit di Indonesia. Caranya, PBSI akan lebih pro aktif mengajak wasit-wasit di daerah untuk berpartisipasi dalam program pengembangan.
PBSI menargetkan, pada 2015 ada wasit yang mampu meraih certified referee BWF. Salah satu peserta ujian, Edy Rufianto, mengatakan kemampuan bahasa bukanlah satu-satunya kendala utama dalam mendapatkan lisensi dari BWF.
Beberapa faktor lain seperti intelejensia juga kerap menjadi batu pengganjal. "Referee tidak boleh salah mengintepretasikan masalah," kata dia.