REPUBLIKA.CO.ID, Emosi saat bertanding dalam sebuah turnamen bulu tangkis merupakan sebuah hal yang biasa. Namun sangat jarang jika pemain emosi sampai melakukan pembantingan raket di sela-sela pertandingan.
Aksi banting raket dalam meluapkan emosi terhadap lawan maupun wasit kembali terjadi di BCA Indonesia Open Super Series 2014. Kejadian ini terjadi saat pertandingan unggulan 1 asal Cina, Zhang Nan/Zhang Yunlei melawan pasangan baru Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Greysia Polii di babak pertama pada Rabu (18/6).
Pertandingan sedang memasuki masa krusial, ketika Zhang/Zhao kesulitan menghadapi perlawan keras dari Kevin/Greysia dan mengharuskan mereka bermain deuce di gim ketiga saat poin imbang 20-20. Di sinilah drama pertandingan dimulai.
Melakukan servis lebih awal, Kevin/Greysia coba melancarkan serangan lewat pukulan-pukulan keras dan penempatan bola yang sulit dijangkau. Tapi ketangguhan pertahanan pasangan Cina masih mampu mengembalikan serangan tersebut.
Saat Kevin memberikan pukulan drop shot ke depan, Zhang berhasil mengembalikan pukulan tersebut. Kevin kemudian melakukan smash kembali yang tak bisa dihadang oleh Zhang. Namun, Zhang ternyata bukan tidak berhasil menghadang smash tersebut. Dia merasa bahwa Greysia dan Kevin telah melakukan pelanggaran terlebih dahulu yang membuat Zhang tidak membalas pukulan dari Kevin.
Zhang yang tidak menerima tambahan point bagi kubu Indonesia langsung melepaskan raket dan berjalan menuju wasit. Dengan mimik wajah seakan keheranan, Zhang mencoba mempertanyakan pelanggaran kepada wasit.
Zhang menjelaskan kepada wasit bahwa dia melihat Greysia yang berada di depan net telah menyentuh bola sebelum Kevin memberikan pukulan keras. Namun wasit, Marchel Smith menerangkan bahwa tidak terjadi pelanggaran, dan satu angka krusial tetap diberikan kepada Kevin/Greysia.
Masih tidak mau menerima keputusan wasit, Zhang mencoba agar panitia pertandingan melihat rekaman ulang pertandingan agar bisa meyakinkan wasit atas kehadian tersebut. Sayang peraturan pertandingan hanya memperbolehkan melihat rekaman pertandingan untuk mengetahui pukulan bola masuk atau keluar.
Pasangan Zhang, Zhao Yunlei dan staf pelatih China kemudian mendekati wasit dan Zhang yang tengah berdiskusi. Mereka pun akhirnya berhasil meredam kemarahan Zhang dan memastikan Zhang untuk kembali bertanding. Kevin/Greysia tetap memimpin 21-20.
Kevin/Greysia yang berada di atas angin kembali gagal mempertahankan keunggulan mereka dan harus kembali berbagi angka 21-21. Duece kedua akhirnya kembali diambil alih oleh Kevin/Greysia dan berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 23-21.
Kesal dengan kekalahannya, Zhang langsung membantingkan raketnya ke lapangan dengan sangat keras sesaat keluar dari lapangan. Raket milik Zhang pun hancur. “Saya cukup kesal dengan kebijakan wasit. Kejadian itu membuat konsentrasi saya menjadi buyar,” ungkap Zhang usai pertandingan.
Kejadian ini memang bukan yang pertama kali dilakukan para pebulutangkis melampiaskana kekesalan dalam sebuah pertandingan. Di perhelatan Indonesia Open 2013, Cai Yun yang melakoni laga ganda putra bersama Fu Haifeng saat berhadapan Hendra/Ahsan, membantingkan raketnya di pertengahan gim kedua karena merasa kesal kalah dari pasangan yang peringkatnya berada di bawah mereka ketika itu.