REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah kejuaraan multievent Asian Games 2014, para atlet bulu tangkis Indonesia kembali mengikuti kejuaraan yang tidak kalah bergengsi. Yakni, Denmark Open Super Series Premier 2014, adalah salah satu turnamen kelas paling bergengsi yang menjadi bidikan dengan hadiah total 600 ribu dolar AS atau sekitar Rp 7,32 miliar.
Dalam turnamen yang diselenggarakan pada 14-19 Oktober 2014 tersebut, Indonesia akan menurunkan putra-putri terbaiknya. Bahkan federasi bulu tangkis dunia akan menjatuhi denda bagi jajaran rangking 10 besar yang tidak mengikuti turnamen itu.
Namun, tim Indonesia tidak hanya sekadar berpartisipasi untuk menghindari denda, melainkan, benar-benar berburu gelar. Nama-nama Mohammad Ahsan (ganda putra), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran), serta Tommy Sugiarto (tunggal putra) dikerahkan untuk bertarung di kota Odense, Denmark.
Bahkan Tommy bertekad untuk merebut gelar juara di Denmark. "Ini merupakan turnamen hebat, di babak awal saja saya harus bertemu pemain-pemain hebat. Untuk persaingan di tunggal putra sendiri memang keras, tapi saya tidak gentar. Target, sudah pasti juara, tapi saya harus fokus satu demi satu pertandingan lebih dulu," katanyadi Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (9/10).
Di babak awal, Tommy harus melawan wakil dari Tiongkok, Tian Houwei. Memang secara peringkat pebulutangkis asal negeri tirai bambu itu kalah peringkat dengan Tommy. Namun Tommy tidak boleh menganggap enteng Tian yang saat ini berada peringkat 11 dunia. Bahkan, Tian sudah dua kali mempercundangi Tommy dari tiga kali pertemuan.
“Saya harus ekstrawaspada saat menghadapi Tian Houwei lagi, di pertemuan terakhir, saya dikalahkan, karena saya bermain kurang ngotot, sementara lawan punya serangan yang sangat agresif. Kali ini saya harus lebih mewaspadai lagi serangan-serangannya, ” tutur pebulu tangkis peringkat lima dunia itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika